Kementerian PUPR Percepat Perbaikan Infrastruktur Rusak di Kawasan Semeru

Kementerian PUPR Percepat Perbaikan Infrastruktur Rusak di Kawasan Semeru Presiden RI, Joko Widodo dan Menteri PUPR, Basuki Hadimoeljono saat meninjau lokasi bencana Gunung Semeru. Foto: pupr.go.id

Lumajang, Pos Jateng – Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian, mengatakan pihaknya akan memastikan akses menuju lokasi terdampak bencana Gunug Semeru bisa dilalui untuk kendaraan logistik. Pihaknya juga telah melakukan berbagai upaya perbaikan insfrastruktur untuk relokasi warga.

"Tugas kami adalah mendukung upaya tanggap darurat, pembersihan, termasuk sarana dan prasarana juga sudah didistribusikan. Untuk relokasi warga kita menunggu lokasi yang aman dari Badan Geologi (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral)," tutur Hedy, saat meninjau lokasi bencana Gunung Semeru, Selasa (7/12).

Dilansir dari pupr.go.id, Hendy menjelaskan pihaknya telah melakukan berbagai langkah penanganan pencarian jalur alternatif untuk menghubungkan Lumajang-Turen-Malang yang putus akibat robohnya jembatan Besuk Koboan.

Pihak PUPR akan membangun jembatan gantung sementara dalam dua bulan ke depan untuk pejalan kaki dan kendaraan roda dua. Jembatan ini juga dapat dilalui oleh ambulance dan kendaraan darurat.

"Kami juga menyiapkan jalur alternatif ke arah selatan sepanjang 2 km yang dibangun oleh Pemkab dan Kementerian PUPR membantu 7 km. Tetapi ini memang tidak bisa digunakan untuk kendaraan berat, hanya logistik ringan," jelasnya.

Kemudian, lanjut Hendy, perbaikan permanen Jembatan Besuk Koboan yang berada di Ruas Jalan Nasional Turen - Lumajang dibutuhkan waktu perbaikan sekitar 1 tahun.

"Pembangunan jembatan permanen dengan bentang 130 meter butuh waktu. Makanya kita buatkan dulu jembatan gantung yang bersifat sementara untuk pemulihan konektivitas," jelasnya.

Selain itu, Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur telah memobilisasi 10 unit Hidran Umum (HU) kapasitas 2.000 liter, 4 unit Mobil Tangki Air (MTA) kapasitas 4.000 liter, 6 unit tenda hunian darurat, 3 mobil toilet, 11 bed, 6 tenda ukuran 4x4, 1 unit dump truck, 1 unit mobil kabin, dan dukungan 16 personel tanggap darurat.