Kementerian ESDM Kebut 23% Target Energi Baru dan Terbarukan

Kementerian ESDM Kebut 23% Target Energi Baru dan Terbarukan Iliustrasi PLTS Terapung. Foto: dunia-energi.com

Jakarta, Pos Jateng - Kementerian ESDM mendorong pengembangan Enegeri Baru dan Terbarukan (EBT) sebagai komitmen mengatasi isu terkait akses energi, smart and clean technology, serta pembiayaan di sektor energi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, mengungkapkan, Indonesia berkomitmen menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sesuai dengan Nationally Determined Contributions/NDC pada 2030 sebesar 29% dengan kemampuan sendiri dan 41% dengan Bantuan Internasional.

Dilansir pada laman esdm.go.id, Pemerintah terus berusaha untuk menaikkan porsi EBT pada bauran energi, khususnya pada sektor ketenagalistrikan. Saat ini, bauran EBT baru mencapai 11,2%, masih berada di bawah target bauran energi tahun 2025 sebesar 23%.

Potensi EBT yang mencapai lebih dari 400 Gigawatt (GW) pun baru dimanfaatkan sebesar 10 GW atau 2,5% dari total cadangan.

"Saat ini Kementerian ESDM telah menyusun Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) yang diharapkan mampu membuahkan solusi untuk tantangan ketahanan dan kemandirian energi nasional dan menjadi jawaban tantangan yang saat ini dihadapi," ujar Arifin, Selasa (10/8).

Pada GSEN, Kementerian ESDM memetakan rencana penambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 38 GW, hingga tahun 2035, melalui upaya percepatan substitusi energi primer/final, konversi energi primer fosil, penambahan kapasitas EBT, dan pemanfaatan EBT non listrik/non BBN.

"Untuk mencapai target tersebut Pemerintah memprioritaskan pengembangan energi surya karena biaya investasinya yang sekarang semakin kompetitif, semakin murah, dan waktu pelaksanaannya bisa lebih cepat, dan memiliki sumber yang cukup banyak," tuturnya.

Saat ini, Indonesia juga tengah membangun PLTS Terapung berkapasitas 145 MW di Waduk Cirata yang ditargetkan dapat beroperasi pada November 2022.

Pengembangan EBT skala besar juga dilakukan melalui program Renewable Energy-Based Industry Development (REBID) dengan total potensi 50 GW. Program REBID ini dicanangkan melalui integrasi antara sisi suplai dan sisi demand untuk menciptakan pertumbuhan industri.