Indonesia Pimpin G20 untuk Pertama Kali Sejak 2008

Indonesia Pimpin G20 untuk Pertama Kali Sejak 2008 Presiden Joko Widodo menerima Presidensi G20 secara simbolis dari PM Italia pada Penutupan KTT G20 Roma. Foto: BPMI Setpres

Nasional, Pos Jateng – Indonesia resmi memimpin Presidensi Group of Twenty (G20) untuk pertama kalinya sejak bergabung pada 2008.  Kepemimpinan Indonesia akan dimulai sejak 1 Desember 2021 hingga November 2022.

Penyerahan estafet Presidensi tersebut telah diberikan oleh Perdana Menteri Itali, Mario Draghi kepada Presiden Joko Widodo pada sesi penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Roma yang berlangsung di La Nuvola, Roma, Italia, Minggu (31/10).

Dalam kesempatan tersebut, Joko Widodo mengatakan, Indonesia merasa terhormat untuk meneruskan Presidensi G20 pada 2022. Ia mengatakan pertumbuhan yang inklusif, people-centered, serta ramah lingkungan dan berkelanjutan, menjadi komitmen utama kepemimpinan Indonesia di G20.

“Indonesia merasa terhormat untuk meneruskan Presidensi G20 di 2022. Kami akan melanjutkan dengan tema besar Recover Together, Recover Stronger. Pertumbuhan yang inklusif serta ramah lingkungan dan berkelanjutan menjadi komitmen utama Indonesia,kata Presiden.

Pada kesempatan tersebut, Presiden secara langsung mengundang para pemimpin dunia yang hadir untuk melanjutkan diskusi pada KTT G20 di Indonesia yang rencananya digelar di Bali pada 30-31 Oktober 2022.

“Kami akan menjamu Yang Mulia dan Bapak, Ibu, di ruang terbuka, di hamparan pantai Bali yang indah, yang menginspirasi gagasan-gagasan inovatif untuk produktivitas G20 ke depan. Sampai bertemu di Indonesia. Terima kasih,” pungkasnya.

Sebagai informasi, dilansir dari kemenkeu.go.id, G20 atau Group of Twenty adalah sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional. Perkumpulan tersebut beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia yang terdiri atas 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa.

Forum yang dibentuk pada 1999 ini memiliki posisi strategis karena secara kolektif merupakan representasi dari 85% perekonomian dunia, 80% investasi global, 75% perdagangan internasional, dan 60% populasi dunia.