HIMKI Tolak Wacana Ekspor Bahan Baku Furnitur

HIMKI Tolak Wacana Ekspor Bahan Baku Furnitur Ilustrasi perajin furnitur. (Foto: Pemprov Jabar)

Semarang - Himpunan Industri Meubel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menolak wacana ekspor kayu gelondongan dan bahan baku rotan. Pun siap unjuk rasa, bila rencana tersebut direalisasikan.

"Saat ini memang ada wacana terkait pembukaan keran ekspor bahan baku mebel ini. Jika kemudian pemerintah meloloskan hal ini, kami akan demo," ujar Ketua Umum HIMKI, Soenoto, sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (24/1).

HIMKI bersikap demikian, lantaran wacana tersebut bakal menyulitkan para pelaku industri furnitur dan kerajinan lokal. Mereka khawatir tak kebagian bahan baku kayu dan rotan.

"Kami ini pelaku usaha. Jika memang bahan baku kayu dan rotan melimpah, bagaimana caranya itu tidak dijual mentah seperti itu saja. Harusnya diolah dahulu, agar bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi," jelas dia.

Katanya, rencana tersebut hanya menguntungkan negara-negara tertentu. Cina berada di peringkat pertama sebagai negara pengekspor mebel. Indonesia berada di posisi ke-18.

"Bayangkan, potensi alam kita untuk kayu keras tanam itu nomor dua setelah Brasil. Namun, ekspor mebel kita duduk di peringkat 18. Seharusnya, kita ini bisa setidaknya di peringkat dua di bawah Tiongkok," bebernya.

Sekretaris Jenderal HIMKI, Abdul Sobur, menambahkan, larang ekspor bahan baku furnitur tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44 Tahun 2012.

"Aturan itu, kan, sebenarnya sudah jelas, muncul wacana ekspor saja sebenarnya sudah dosa. Apalagi, jika sampai terjadi. Itu dosa besar," tegas dia.