Harga Gas Melon Melonjak, Puan Minta Sistem Distribusi Diperbarui

Harga Gas Melon Melonjak, Puan Minta Sistem Distribusi Diperbarui Ilustrasi Gas Melon. Foto: Kementerian ESDM

Jakarta, Pos Jateng - Harga Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram, atau biasa disebut gas melon, melonjak di sejumlah wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi hingga Sumatera Utara. Bahkan, harga gas melon dapat menyentuh harga Rp30 ribu dari harga pasaran Rp19 ribu akibat stoknya yang langka.

Merespons hal tersebut, Ketua DPR RI, Puan Maharani, meminta pemerintah mencari akar persoalan kelangkaan LPG subsidi tersebut. Pasalnya, kenaikan sudah terjadi sejak beberapa waktu belakangan dan membuat rakyat kesulitan.

"Gas merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat sehingga sudah Pemerintah harus menjamin distribusi LPG bersubsidi berjalan dengan lancar. Program pro rakyat jangan sampai mempersulit masyarakat," kata Puan dalam keterangan tertulis, dilansir dari dpr.go.id, Kamis (27/7).

Puan juga mendorong agar sistem pendistribusian LPG bersubsidi diperbarui. Menurutnya, harus dibangun sebuah sistem yang lebih baik, sehingga hanya warga menengah ke bawah yang bisa membeli LPG melon.

Diketahui, LPG melon selama ini juga banyak dimanfaatkan warga menengah ke atas. Bahkan oleh pelaku industri yang seharusnya tidak boleh ikut menikmati subsidi. LPG bersubsidi seharusnya hanya diperuntukkan untuk orang yang kurang mampu.

"Program subsidi gas LPG tujuannya untuk membantu masyarakat kurang mampu. Jika tidak tepat sasaran maka akan merugikan rakyat kecil. Pertamina dan Kementerian terkait harus memperketat pengawasan di lapangan," katanya.

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini juga mendesak pemerintah memberi perhatian serius agar mencegah kelangkaan terus terjadi. Puan juga meminta komunikasi antara Pemerintah daerah (Pemda), Pertamina dan distributor gas semakin ditingkatkan, sehingga ada solusi yang efektif dalam mengatasi kenaikan.

“Kerja sama seluruh pihak terkait sudah pasti harus dimaksimalkan, termasuk penegak hukum. Karena perlu ada penyelidikan untuk beberapa daerah seperti di Toraja yang kenaikan harga LPG subsidinya sudah tidak wajar karena mencapai Rp50 ribu satu tabung,” sambungnya.