Gelombang Ketiga Covid-19, Epidemiolog: Terjadi saat Libur Panjang

Gelombang Ketiga Covid-19, Epidemiolog: Terjadi saat Libur Panjang Ilustrasi anak memakai masker. Foto: pixabay.com

Jakarta, Pos Jateng - Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Iwan Ariawan mengatakan libur panjang akhir tahun berpotensi menyebabkan kasus Covid-19 meningkat signifikan. Jika tidak diantisipasi, gelombang ketiga di Indonesia sangat mungkin terjadi.

"Libur panjang yang disertai peningkatan mobilitas penduduk dan minim protokol kesehatan menjadi risiko tinggi terjadinya lonjakan kasus," kata Iwan Ariawan, dilansir dari Alinea.id, Kamis (23/9).

Menurut Iwan, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan gelombang ketiga pada Desember. Pertama, peningkatan mobilitas penduduk tanpa disertai protokol kesehatan (prokes).

Kedua, menurunnya pelacakan (tracing). Ketiga, cakupan vaksinasi melambat atau rendah. Terakhir, adanya varian baru yang lebih menular.

"Banyak ahli memprediksi Desesember hingga Januari (terjadi gelombang ketiga) karena saat itu terjadinya peningkatan mobilitas penduduk dan kerumuman karena liburan akhir tahun," jelasnya.

Sayangnya, ungkap Iwan, masih banyak masyarakat yang tidak memahami risikonya. Seperti biasa, masyarakat merasa menyesal setelah terjadi kenaikan kasus pada dia atau keluarganya terinfeksi.

“Baru sadar atau menyesal setelah terjadi kenaikan kasus pada dia atau keluarganya terinfeksi," ujarnya.

Dia juga mengingatkan, potensi gelombang ketiga tetap ada walaupun vaksinasi lebih dari 50% sebelum Desember.

"Karena tidak ada vaksin yang efektifitasnya 100% dan efektifitas vaksin bisa berkurang jika ada varian baru," tegasnya.

Untuk mengantisipasi ancaman gelombang ketiga Covid-19, Iwan menyarankan pemakaian indikator pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), yang merupakan gabungan indikator transmisi dan kapasitas respons. Pemerintah juga diminta tidak ragu meningkatkan level PPKM.