Urai Kemacetan Jalan KH Mas Mansyur, Pemkot Pekalongan Usulkan Pembangunan Flyover

Urai Kemacetan Jalan KH Mas Mansyur, Pemkot Pekalongan Usulkan Pembangunan Flyover Pemkot Pekalongan usulkan pembuatan jalan layang sebagai upaya mengurai kemacetan Jalan KH Mas Mansyur. Sumber foto: pekalongankota.go.id

Kota Pekalongan, Pos Jateng – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan mengusulkan pembangunan jalan layang (flyover) kepada pemerintah pusat sebagai upaya mengurai kemacetan di kawasan Jalan KH Mas Mansyur, Kecamatan Pekalongan Barat.

Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid mengatakan, di ruas jalan KH Mas Mansyur sering menjadi titik simpul kemacetan. Hal ini karena selain frekuensi kereta api yang melintas tinggi, ruas jalan tersebut juga kerap terjadi kerusakan.

"Kalau masalah kewenangan sebenarnya di ruas jalan itu bukan kewenangan Pemkot, tetapi kemarin kami bersama Komisi A sudah ke Bappenas dan sudah bertemu dengan Dirjen Perhubungan. Di sana kami ajukan bukan hanya fokus pada perbaikan jalan saja, tetapi juga bagaimana bisa mengurai agar kendaraan besar seperti truk dan bus tidak masuk dalam kota," kata Aaf, seperti dikutip dari pekalongankota.go.id, Senin (29/8).

Aaf menambahkan, selain pembangunan flyover, Pemkot juga mengusulkan jalur lingkar utara (Jalingkut). Namun, Jalingkut memerlukan komunikasi dan sinergi dengan kabupaten sekitar, yakni Kabupaten Pekalongan dan Batang. Sehingga, berdasarkan rekomendasi dari Bappenas, maka Pemkot mengupayakan adanya alternatif lain dengan pembuatan flyover.

"Ternyata kemarin ada perkiraan yang meleset dari Dirjen Perhubungan, bahwa setelah adanya Exit tol kemacetan di Kota Pekalongan bisa selesai, tetapi ternyata tidak. Sebab, masih banyak pengemudi truk dan bus yang keberatan jika harus lewat tol, sehingga dibutuhkan solusi lainnya," ujarnya.

Lebih lanjut, Aaf menyebutkan, rekomendasi pembangunan flyover ini masih terus dikomunikasikan dengan jajaran DPRD setempat. Pihaknya juga fokus terhadap upaya mengurai kendaraan besar yang masuk ke jalan dalam kota agar bisa segera dilakukan.

"Pasalnya, untuk perbaikan jalan di situ memang titik berhenti dan kereta sering melintas setiap 17 menit sekali, sehingga untuk perbaikan jalan yang sudah sering dilakukan tidak efektif. Oleh karena itu, kami lebih memfokuskan agar kendaraan besar ini bisa terurai," tandasnya.