Tingkatkan Kesiapsiagaan, Pemkot Yogyakarta Siapkan Strategi Sambut Iduladha 1444 H

Tingkatkan Kesiapsiagaan, Pemkot Yogyakarta Siapkan Strategi Sambut Iduladha 1444 H Petugas Dinas Pertanian dan Pangan Pantau Kesehatan Hewan Kurban di PPHQ AMM Kotagede dan di Lapak Qurban Pak Raden. Foto: jogjakota.go.id

Kota Yogyakarta, Pos Jateng - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyiapkan sejumlah langkah strategis dalam meningkatkan kesiapsiagaan jelang Hari Raya Iduladha 1444 Hijriah. Kepala Bidang Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sri Panggarti mengatakan, edukasi dan pemantauan kesehatan hewan ternak sudah mulai digencarkan.

“Kami memantau keseluruhan kesehatan hewan dan sekaligus memberikan edukasi. Jika ada hewan yang sakit dipisahkan dari yang sehat untuk segera diobati,” papar Sri Panggarti seperti dikutip dari jogjakota.go.id, Senin (12/6).

Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Suyana memaparkan, pemantauan antemortem dan post mortem dimulai pada 27 Juni sampai 1 Juli 2023. Ia menambahkan hewan yang dibeli dari luar Kota Yogyakarta harus disertai dengan Surat Kesehatan Hewan Kurban (SKHK). 

“Untuk pemantauan antemortem dan post mortem akan dimulai pada tanggal 27 Juni hingga 1 Juli 2023. Lalu, Kurangnya pasokan ternak di Kota Yogyakarta membuat masyarakat membeli hewan di luar kota. Boleh-boleh saja asalkan memenuhi syarat dengan memiliki keterangan Surat Kesehatan Hewan Kurban (SKHK),” papar Suyana.

Selanjutnya, Suyana menuturkan Pemkot Yogyakarta juga sosialisasi bagi penyembelih hewan kurban di 14 Kemantren di Kota Yogyakarta. Ia mengharapkan panitia/takmir paham dengan baik tata cara penyembelihan hewan kurban.

“Meskipun sudah diberikan prosedur penyembelihan, tetap saja ada yang belum memenuhi standar penyembelihan kambing/sapi. Padahal hal ini dapat membuat sapi/kambing stress. Harus ada panitia pokok untuk menyembelih hewan kurban maksimal tiga orang saja,” papar Suyana.

Ia menghimbau warga Kota Yogyakarta tidak mencuci isi perut (jeroan) hewan kurban di sungai. Hal tersebut dapat mencemari dan air sungai mengandung bakteri E-coli.

“Kami menghimbau untuk warga Kota Yogyakarta agar tidak membuang/mencuci isi perut hewan kurban ke sungai. Ini dapat mencemari sungai dan membawa bakteri yang menempel seperti E-coli yang bisa menyebabkan sakit perut,” tandasnya.