Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana, Pemkab Bantul Bentuk Tim Reaksi Cepat

Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana, Pemkab Bantul Bentuk Tim Reaksi Cepat Wakil dan Kepala Pelaksana BPBD Bantul beserta 30 Peserta saat Pembentukan dan Pelatihan TRC Penanggulangan Bencana Kabupatan Bantul Tahun 2023. Foto: bantulkab.go.id

Bantul, Pos Jateng – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana, guna meningkatkan kesiapsiagaan menanggulangi bencana di Kabupaten Bantul. Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, berharap TRC dapat membangun koordinasi yang tepat dan ketepatan langkah penanggulangan bencana di Kabupaten Bantul.

“Di Bantul banyak relawan kebencanaan yang bergerak karena kemanusiaan. Hadirnya TRC, juga harus bisa jadi leading center untuk membangun koordinasi yang tepat. Pemetaan mitigasi bencana juga harus jelas. Sehingga nanti langkah penanggulangan bencana tertata dan terstruktur dengan baik serta tepat sasaran. Jangan sampai kita ini kelabakan ketika terjadi bencana,” ujar Joko saat Pembentukan dan Pelatihan Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana Kabupaten Bantul Tahun 2023 pada Senin (6/3).

Kemudian, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Agus Yuli Herwanta mengatakan, wilayah Kabupaten Bantul memiliki banyak potensi bencana seperti kebakaran, gempa bumi, banjir dan abrasi. Ia memaparkan ada peningkatan peristiwa dari 373 bencana di tahun 2021 menjadi 548 bencana di tahun 2022.

“Sepanjang tahun 2022, tercatat ada 548 bencana terjadi di Bantul. Jumlah ini meningkat cukup banyak dibanding tahun 2021 di mana terjadi 373 bencana,” papar Agus. 

Lebih lanjut, Agus menjelaskan kesiapsiagaan penanggulangan bencana ini harus diimbangi dengan penguasaan mitigasi bencana yang jelas. TRC yang dibentuk multi sektor diharapkan memiliki kemampuan perencanaan dan pemetaan mitigasi bencana agar koordinasi yang dibangun terarah.

“TRC ini dibentuk multi sektor. Menggandeng TNI Polri, juga lintas organisasi perangkat daerah. Tahun ini, jumlah peserta yang mengikuti pembentukan dan pelatihan ada 30 orang. Harapannya tentu saja untuk meningkatkan kesiapsiagaan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan terkoordinasi,” tandasnya.