Tekan Penyebaran PMK, Pemkab Klaten Lakukan Pemeriksaan di Pasar Hewan Prambanan

Tekan Penyebaran PMK, Pemkab Klaten Lakukan Pemeriksaan di Pasar Hewan Prambanan Bupati Klaten bersama DPKPP saat meninjau Pasar Hewan Prambanan, Selasa (17/5). Foto: Diskominfo Klaten

Klaten, Pos Jateng – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten terus berupaya menekan penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, salah satunya dengan melakukan pemeriksaan dan pendataan hewan yang datang di Pasar Hewan Prambanan. Bupati Klaten, Sri Mulyani mengatakan, Standar Operasional Prosedur (SOP) sudah diterapkan di pasar hewan ini.

“Saya lihat dari SOP-nya tadi, setiap pintu masuk ke Pasar Hewan Prambanan ini petugas atau tim dokter sudah menjaga dan mengecek kondisi sapi yang akan masuk.  Terpantau kondisi kurang lebih 400 ekor sapi yang masuk bagus dan sehat,” terangnya di sela-sela peninjauan bersama Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Tim Penyuluh Hewan, Dokter Hewan, dan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, Selasa (17/5).

Sri Mulyani memaparkan, kasus terkonfirmasi PMK di Klaten saat ini berjumlah enam dan suspect sebanyak 33 ekor.

“Kasus terkonfirmasi saat ini sejumlah enam sapi, yakni empat ekor di Kecamatan Kemalang dan dua ekor di Karanganom yang kondisinya sudah sehat dan mau makan. Kemudian, untuk suspect sejumlah 33 ekor, yang tersebar di Kecamatan Kemalang ada 30 ekor dan tiga ekor di Kecamatan Jatinom,” paparnya.

Terakhir, Sri Mulyani mengimbau peternak tidak panik dan segera melapor ke DKPP jika ada hewan ternak yang sakit dan bergejala PMK.

“Peternak semua tetap tenang dan tidak usah khawatir dengan kondisi PMK yang ada di Klaten atau Indonesia. Kondisi PMK di Klaten aman terkendali. Kalau diketahui ada hewan sakit memiliki gejala atau suspect, DKPP langsung gerak cepat untuk melakukan sterilisasi dan isolasi di kandang terpisah agar peternak dan kita yang melaksanakan Iduladha bisa kondusif,” pungkasnya.

Sementara itu, salah seorang peternak yang bertransaksi di Pasar Hewan Prambanan, Widodo, mengaku tetap waspada dan hanya berani membeli sapi yang sehat dan tidak terlihat sakit.

“Saya hanya berani beli sapi yang sehat dan tidak terlihat sakit. Alhamdulilah di pasaran belum ditemukan yang seperti itu (bergejala PMK),” ujarnya.