Suhu Udara Yogyakarta Lebih Terik

Suhu Udara Yogyakarta Lebih Terik Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

Yogyakarta - Suhu udara di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terasa lebih terik akhir-akhir ini. Bahkan, suhu udara berada pada titik tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY mencatat, suhu maksimum pada 21-24 April mencapai 32-33 derajat celcius. Lebih tinggi dibanding rerata bulan ini periode 2015-2018.

"Sebab itu, kita merasa lebih gerah dan sumuk dari biasanya," ujar Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Djoko Budiyono, beberapa saat lalu. Adapun suhu cuaca April rerata 31,3 derat celcius.

Sementara, suhu minimum pada 21-24 April berkisar 23-25 derajat celcius. Terjadi sejak malam hingga jelang pagi. Sedangkan bulan April 2015-2018 rerata 23,4 derajat celcius.

Kondisi tersebut berkorelasi dengan masa pancaroba. Juga dipengaruhi tiga faktor: astronomi, meteotologi, dan berkurangnya vegetasi tanaman.

Faktor astronomi berupa matahari masih dekat dengan ekuator. Sementara meteorologi, tiada awan yang menghalangi sinar matahari. Dus, panas yang diterima optimum.

"Kondisi ini diperkirakan terjadi sampai akhir April ini," ucap Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Cuaca BMKG Stasiun Klimatologi Mlati, Sigit Hadi Prakosa.