Sopir AKDP Protes Penambahan Halte Trans Jateng

Sopir AKDP Protes Penambahan Halte Trans Jateng Bus Trans Jateng melintasi Kabupaten Purbalingga, Jateng. (Foto: Instagram/@fajarnurhadi59_)

PURBALINGGA - Sekitar 70 awak bus jurusan Banyumas-Purbalingga menggelar aksi mogok. Sebagai bentuk protes trayek dan penambahan halte Trans Jateng.

Kebijakan tersebut, menurut koordinator sopir mikro Banyumas-Purbalingga, Ganteng, berimbas terhadap turunnya pendapatan. Khususnya aangkutan antarkota dalam provinsi (AKDP).

"Tuntutan kita untuk jalur, dikembalikan ke peraturan awal. Dan untuk halte, jangan ditambah lagi. Yang sudah, ya, sudah," ujarnya di depan Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Purbalingga, Selasa (12/11).

Baca juga:
Wacana Operasional Trans Jateng Koridor III Tuai Protes
Swasta Dukung Wacana Trans Jateng di Solo Raya

Di trayek tersebut, bertambah tiga halte Trans Jateng. Perinciannya: SMPN 1 Sokaraja 2, Taman Gringsin 1, dan Banjarsari 2.

Tak sekadar itu. Kini rutenya langsung memasuki Terminal Purbalingga. Tanpa memutar dan masuk ke kota dahulu. Sehingga, penumpang langsung naik Trans Jateng.

"Pendapatan turun. Biasa sehari kotor Rp300 ribu. Sekarang cuma Rp200 ribu. Belum dipotong solar dan setoran," tuturnya.

Para sopir AKDP pun meminta jam operasional Trans Jateng dibatasi. Hanya hingga pukul 17.00.

Seorang sopir AKDP dari Koperasi Abdi Luhur Abadi, Gunawan Waluyo, menambahkan, penambahan halte taksesuai dengan waktu awal.

"Semakin banyak halte, jelas AKDP tidak dapat apa-apa. Hancur jelas. Harusnya adil. Jangan AKDP yang dikorbankan," ucap dia.

Sementara, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Purbalingga, Yani Sutrisno, berjanji, akan menyampaikan tuntutan sopir AKDP. Kepada Balai Trans Jateng.

"Secara makro, mereka oke dengan operasional Trans Jateng. Tapi, mereka minta diperhatikan. Supaya difasilitasi penumpang yang tidak terangkut Trans Jateng," tukasnya menyitir detikcom.