Sekitar 5.814 Balita di Sragen Alami Stunting

Sekitar 5.814 Balita di Sragen Alami <i>Stunting</i> Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)

SRAGEN - Sebanyak 5.814 bayi lima tahun (balita) di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng), kekurangan gizi kronis dan kerdil (stunting). Sekitar 10,2 persen dari total balita per Agustus 2019.

Angka tersebut merujuk hasil penyaringan (screening) yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen ke 20 puskesmas di 25 kecamatan. Sejak munculnya hasil riset kesehatan dasar (kesda) 2018.

"Tim yang turun ke daerah itu, mengukur tinggi badan. Sehingga, ditemukan data jumlah balita dengan kriteria sangat pendek dan pendek," ucap Sekretaris Dinkes Sragen, Fanny Fandani.

Dari jumlah anak yang kekurangan gizi kronis, sebanyak 1.826 jiwa di antaranya tergolong sangat pendek. Sisanya balita pendek.

Kasus tertinggi berada di Kecamatan Gesi. Mencapai 295 dari 1.056 bayi. Setara 27,94 persen. Berikutnya, Kecamatan Mondokan (646 dari 2.610 balita atau 24,75 persen) dan Kecamatan Sukodono (478 dari 2.044 bayi atau 23,39 persen).

Kepala Dinkes Sragen, Hargiyanto, menambahkan, penanganan stunting melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait lainnya. Pihaknya sekadar pengobatan, penyediaan makanan tambahan, dan pemberian suplemen.

"OPD di luar," lanjut dia, "Bisa melakukan penyehatan sanitasi, membangun akses infrastruktur, penyuluhan ibu hamil, pencegahan perkawinan dini, dan seterusnya."

Tak sekadar itu. Dinkes juga bakal menjadikan 10 desa sebagai lokasi uji coba penanganan penyakit kerdil. Mulanya, mengutip Solopos, memeringkat 20 desa dengan jumlah kasus terbanyak. Sepuluh tertinggi pertama menjadi sampel pelaksanaannya.