Rawan Tsunami, Pemkab Bantul Bentuk Masyarakat Siaga Tsunami di 5 Kelurahan

Rawan Tsunami, Pemkab Bantul Bentuk Masyarakat Siaga Tsunami di 5 Kelurahan Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Bantul, Didik Warsito. Sumber Foto: bantulkab.go.id

Bantul, Pos Jateng - Sebanyak 5 Kelurahan di Kabupaten Bantul ditetapkan menjadi Tsunami Ready Community atau Masyarakat Siaga Tsunami. Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Bantul, Didik Warsito menerangkan hal ini sebagai bagian mitigasi bencana karena Bantul merupakan salah satu Kabupaten di DIY yang memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa bumi dan tsunami.

Lokus masyarakat siaga tsunami yakni di Kabupaten Bantul, yakni Kalurahan Parangtritis, Tirtohargo, Srigading, Gadingsari, dan Poncosari. Didik menjelaskan komunitas desa, komunitas sekolah, instansi pemerintah daerah, komunitas kebencanaan, komunitas media, komunitas pariwisata dan aparat dari wilayah tersebut akan mengikuti program Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) pada 10-11 Juli 2023.

"Dalam 2 hari tersebut, peserta akan mendapatkan materi mengenai kesiapsiagaan tsunami, melakukan gladi ruang (table top exercise), susur jalur evakuasi tsunami, serta verifikasi tsunami ready di Kabupaten Bantul," paparnya dikutip dari bantulkab.go.id, Selasa (11/7).

Didik menjelaskan pihaknya juga terus melakukan langkah mitigasi struktural dan non struktural, misalnya pengadaan alat Early Warning System (EWS), pelatihan, gladi atau simulasi penanganan bencana. Upaya ini bertujuan meningkatkan kewaspadaan masyarakatnya.

“Mitigasi struktural secanggih apapun tidak akan berhasil apabila tidak diimbangi kapasitas SDM yang baik. Oleh karena itu, mitigasi struktural dan non struktural harus berjalan seimbang,” ujarnya.

Didik menerangkan pihaknya juga juga berkoordinasi dengan pemerintah pusat, daerah dan stakeholder lainnya dalam memberikan edukasi mitigasi ke masyarakat.

Kemudian, Kepala Stasiun Geofisika Sleman, Setyo Aji Prayudi mengharapkan masyarakat paham dan mampu melakukan penyelamatan terhadap bencana gempabumi dan tsunami sehingga dapat meminimalisir resiko korban jiwa maupun korban materiil.