Polres Kudus: Tindakan Tolak Jenazah PDP Corona Dapat Dipidana

Polres Kudus: Tindakan Tolak Jenazah PDP Corona Dapat Dipidana Suasana sosialisasi dan edukasi tentang penanganan jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) maupun pasien positif corona yang diikuti kepala desa se-Kecamatan Jati di Balai Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. (ANTARA)

KUDUS-Kepolisian Resor Kudus, Jawa Tengah, mengingatkan warga Kudus agar tidak menolak pemakaman jenazah berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) corona maupun pasien positif corona karena bisa diancam pidana penjara.

"Sesuai Pasal 178 KUHPidana, dijelaskan bahwa barang siapa merintangi jalan masuk tempat pekuburan akan dipenjara paling lama satu bulan dua minggu," kata Kapolsek Jati Polres Kudus, AKP Bambang Sutaryo di Kudus, Selasa (08/04).

Ia mengancam jika masih ada warga yang menolak pemakaman jenazah PDP corona di pemakaman umum bisa dipidana.

"Jika terjadi penolakan pemakaman, kami akan tindak tegas sesuai pasal 178 KUH Pidana," ujarnya.

Terkait dengan kasus di Desa Loram Kulon, kata dia, pihaknya tidak bisa memaksakan pemakaman PDP corona tersebut di Loram Kulon mengingat status tanahnya merupakan milik pribadi dan untuk pemakaman keluarga.

Akhirnya, lanjut dia, pemakaman dipindahkan di pemakaman umum di Desa Loram Wetan.

Adanya aksi penolakan tersebut, pemerintah mengumpulkan seluruh kepala desa se-Kecamatan Jati di Balai Desa Tanjungkarang untuk diberikan sosialisasi dan edukasi tentang penanganan jenazah PDP maupun pasien positif corona.

Smentara itu, Camat Jati, Andreas Wahyu Adi mengatakan kejadian bermula ketika pemilik lahan pemakaman di Desa Loram Kulon menolak jenazah PDP dimakamkan di lokasi pemakaman tersebut.

Lokasi pemakaman, kata Andreas memang bukan milik umum, meski sebenarnya sudah diwakafkan secara lisan, namun ahli warisnya keberatan.

Saat itu, lanjutnya, tempat pemakaman sudah disiapkan, kemudian dipindahkan lokasinya sesuai alamat KTP almarhum, yakni di Desa Loram Wetan.

Alasan pemakaman di Desa Loram Kulon, karena semasa hidupnya almarhum tinggal di Desa Loram Kulon.

"Beruntung di Desa Loram Wetan tidak ada protes," ujarnya.

Oleh karena itu, dia meminta para kepala desa untuk terus mengedukasi masyarakatnya agar tidak kembali melakukan hal yang seperti ini lagi, dengan tujuan kondusivitas di Kecamatan Jati terus terjaga. (Ant)