Polres Bantul Bekuk Penjual Satwa Liar

Polres Bantul Bekuk Penjual Satwa Liar Pelaku penjual satwa langka, S (tengah). (Foto: Polres Bantul)

Bantul - Aparat kepolisian meringkus warga Jepara, Jawa Tengah (Jateng), S (56), karena diduga memperjualbelikan satwa langka. Dari tangannya, petugas mengamankan beragam satwa siap kirim.

"S kami amankan kemarin (Kamis, 10/1) siang di Jalan Parangtritis. Kami juga sita barang bukti puluhan satwa langka yang disimpan di dalam mobil milik S," ujar Kasatreskrim Polres Bantul, AKP Rudy Prabowo, Jumat (11/1).

Barang bukti yang diamankan, meliputi dua ekor kanguru tanah berukuran kecil, tiga ekor cendrawasih, empat ekor mambruk, enam ekor tupai Bangka, dua ekor kasuari, serta seekor merak Jawa.

"Saat diamankan kemarin, satwa-satwa dalam keadaan di-packing. S sendiri sudah kami tetapkan sebagai tersangka," imbuh dia.

Berdasarkan pengakuan pelaku, S berencana memperjualbelikan beragam fauna itu di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sesuai domisili calon pembeli. "Dua ekor burung cendrawasih dijualnya seharga Rp35 juta," jelasnya.

S mendapatkan berbagai hewan dari seorang rekannya yang berjual di pelabuhan. Kemudian, dijual secara dalam jaringan (online) dan dipasarkan ke kalangan tertentu.

Tersangka disangkakan melanggar Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. Dia terancam hukuman lima tahun dan denda maksimal Rp100 juta.

Diamankan BKSDA
Di sisi lain, sebanyak 18 satwa itu kini ditangani Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta untuk ditipkan ke Gembira Loka. 

"Kita sudah berkomunikasi dengan lembaga konservasi, Gembira Loka dan YKAY (Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta), untuk dititipkan sementara," ujar Bagian Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Yogyakarta, Wajudi.

Nantinya, hewan-hewan tersebut dirawat dulu, sebelum dilepas kembali ke habitatnya. Sebab, kemungkinan beberapa satwa stres dan kesehatannya tak prima.

"Selanjutnya dilepas liar di habitat aslinya. Misal seperti burung mambruk, akan dilepas di Papua, karena sebagian besar satwa ini berasal dari Indonesia timur," tutup dia.