Perluas Pemasaran Pariwisata, Dinpar Bantul Gelar Pelatihan Digitalisasi dan Penjualan

Perluas Pemasaran Pariwisata, Dinpar Bantul Gelar Pelatihan Digitalisasi dan Penjualan Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, dalam Pelatihan Digitalisasi dan Penjualan bagi Pelaku Wisata, Senin (13/6). Foto: bantulkab.go.id

Bantul, Pos Jateng – Dinas Pariwisata (Dinpar) Bantul terus memperluas pemasaran pariwisata, salah satunya dengan menggelar pelatihan digitalisasi dan penjualan bagi desa wisata, pengelola homestay, pengusaha kuliner, perajin suvenir, dan pengusaha fotografi. Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Sumber Daya Pariwisata Dinpar Bantul, Joko Surono mengatakan, pelatihan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan, kompetensi, serta motivasi bagi pelaku pariwisata untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemasaran pariwisata.

“Setelah pelatihan ini diharapkan peserta dapat mengetahui dan memahami pengetahuan dasar kepariwisataan dan pemasaran digital, tahapan pengembangan pemasaran digital, serta pentingnya fotografi dan bahasa yang efektif dalam pemasaran digital,” paparnya saat Pelatihan Digitalisasi dan Penjualan bagi Pelaku Pariwisata, Senin (13/6).

Sementara itu, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, peningkatan sumber daya manusia menjadi awal dari peningkatan daya saing sektor pariwisata.

"Sudah menjadi budaya baru bahwa digitalisasi di segala bidang adalah hal yang harus kita ikuti, termasuk dalam mengemas, membranding, dan memasarkan suatu usaha atau produk," terangnya.

Abdul Halim menambahkan, pariwisata merupakan sektor andalan di Kabupaten Bantul karena menjadi menjadi lokomotif bagi sektor-sektor lainnya.

“Untuk itu, pelatihan ini adalah kegiatan strategis dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan pada sektor pariwisata. Karena pariwisata ini adalah sektor pengungkit bagi sektor-sektor ekonomi yang lain,” pungkasnya.

Pelatihan Digitalisasi dan Penjualan ini digelar pada 13 Juni hingga 16 Juni 2022 di Ros In Hotel. Sebanyak 40 orang peserta yang merupakan pengelola desa wisata, pengelola homestay, pengusaha kuliner, perajin souvenir, hingga pengusaha fotografi mengikuti pelatihan tersebut.