Penyakit Mulut dan Kuku Ditemukan di 13 Daerah, Pemprov Jateng Berikan Pendampingan Peternak

Penyakit Mulut dan Kuku Ditemukan di 13 Daerah, Pemprov Jateng Berikan Pendampingan Peternak Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat mengecek kondisi ternak di daerahnya. Sumber: jatengprov.go.id

Semarang, Pos Jateng – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah memberikan pendampingan kepada peternak di daerah-daerah dengan temuan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK). Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, hal tersebut dilakukan demi memastikan upaya surveilans berjalan baik.

“Tugas kami mendampingi, itu surveilansnya jalan, dan kami yang bekerja sama untuk ambil kebijakan dengan pusat riset, termasuk kemungkinan vaksinasi. Kalau nanti ada, kita siapkan,” sebut Ganjar saat meninjau kelompok Ternak Muda Mandiri di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Selasa (17/5).

Ganjar juga mengimbau agar para peternak tidak panik menghadapi PMK, karena penyakit tersebut sejauh ini masih terkendali dan bisa diantisipasi.

“Semua sekarang kita minta untuk siaga, tapi enggak perlu panik. Karena ya alhamdulillah masih terkendali, tapi kita tidak boleh lengah,” ujarnya seperti dikutip dari jatengprov.go.id.

Lebih jauh lagi, Ganjar memastikan bahwa penyakit mulut dan kuku ini bisa diobati dengan vitamin, antibiotik, maupun cairan untuk luka. Informasi tersebut ia peroleh langsung dari dokter.

“Beberapa dokter sudah menyampaikan bahwa itu bisa diobati. Dan ini ada beberapa vitamin, antibiotik yang nanti disuntikkan ke mereka (ternak), terus ada juga yang spray untuk luka, biasanya di kukunya,” lanjutnya.

Demi memaksimalkan penanganan dan antisipasi penyebaran penyakit ini, Ganjar mengaku telah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota. Dirinya sekaligus mengapresiasi kepala daerah yang mau turun ke lapangan untuk mengecek penanganan PMK.

“Kemarin teman-teman bupati itu ada yang keliling masuk ke pasar hewan, ngecek. Itu menurut saya cara yang paling bagus. Sekali lagi surveilansnya mereka sedang berjalan, ini para dokter hewan juga sampai hari ini mereka siaga,” ujarnya.

Disinggung mengenai potensi kerugian, Ganjar menyebut, pasti ada. Namun, dirinya meminta agar masyarakat tetap tenang selama hewan ternak mereka dalam penanganan dokter.

“Potensinya kalau kena ya pasti turun berat badannya, dan kemudian ya kalau dijual enggak laku. Maka, hitung-hitungan itu, sih, selama mereka menjadi pasien dari para dokter hewan, ya kita enggak hitung dululah. Kita obati dulu, mudah-mudahan bisa,” tandasnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data yang dihimpun Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Jateng, saat ini total terdapat 48 ekor hewan ternak positif PMK yang tersebar di 13 daerah.