Pemkot Yogyakarta Bentuk 8 Satuan Pendidikan Aman Bencana di Tahun 2022

 Pemkot Yogyakarta Bentuk 8 Satuan Pendidikan Aman Bencana di Tahun 2022 Simulasi Bencana Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di SDN Gambiran. Foto: jogjakota.go.id

Kota Yogyakarta, Pos Jateng – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) membentuk delapan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) pada tahun 2022. SPBA merupakan program nasional yang bertujuan membangun kesiapsiagaan masyarakat linkungan sekolah dalam menghadapi bencana.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat mengatakan, pembentukan SPAB dilakukan di delapan sekolah, yakni di 4 SMP dan 4 SD, secara bertahap. Saat ini, SPAB telah dibentuk di 3 SD dan 2 SMP, yaitu SDN Gambiran, SDN Sayidan, SDN Suryodiningratan 1, SMPN 16 Yogyakarta, dan SMPN4 Yogyakarta.

“Pembentukan SPAB ini baru dimulai tahun ini. Konsepnya seperti Kampung Tangguh Bencana, tapi ini di lingkungan sekolah. Saat ini, SPAB sudah dibentuk di 3 SD dan 2 SMP, yaitu SDN Gambiran, SDN Sayidan, SDN Suryodiningratan 1, SMPN 16 Yogyakarta, dan SMPN4 Yogyakarta,” paparnya, Rabu (21/9).

Nur Hidayat menambahkan, beberapa komponen dalam pembentukan SPAB di antaranya terkait manajemen dasar dalam menghadapi bencana, mitigasi bencana dan jalur evakuasi. Salah satu kegiatan dalam proses pembentukan SPAB adalah simulasi bencana yang diikuti warga di lingkungan sekolah seperti para siswa dan guru.

“Ada edukasi terkait mitigasi bencana. Misalnya ketika terjadi gempa bumi harus bagaimana. Saat ini kami baru mengarah pada manajemen menghadapi bencana dan jalur evakuasi,” imbuhnya.

Seperti Kampung Tangguh Bencana, lanjut Nur Hidayat, SPAB juga bagian dari membangun ketahanan lingkungan dalam penanggulangan dan pencegahan bencana. Paradigma dalam penanganan bencana adalah membangun ketahanan lingkungan untuk mengurangi risiko bencana.

“Ketika masyarakat bisa responsif, maka Insya Allah korban maupun risiko bencana bisa diminimalisir. Memang menyiapkan sekolah menjadi SPAB tidak mudah,” lanjutnya.

Terakhir, Nur Hidayat mengakui proses mempersiapkan sekolah untuk menjadi SPAB tidak mudah. Terutama dalam mengatur waktu untuk menyelenggarakan kegiatan guna membentuk SPAB seperti pelatihan dan simulasi bencana. Mengingat bersamaan dengan jam sekolah, guru dan siswa.

“Namun, kita tetap targetkan sampai akhir tahun 2022, SPAB sudah bisa terbentuk di 8 sekolah SMP dan SD di Kota Yogyakarta,” pungkasnya.