Pemkab Purbalingga Siapkan Desa Ramah Perempuan dan Anak di Tiap Kecamatan

Pemkab Purbalingga Siapkan Desa Ramah Perempuan dan Anak di Tiap Kecamatan Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, meluncurkan DRPPA dan MKJP di Desa Sempor Lor, Kecamatan Kaligondang. Sumber foto: purbalinggakab.go.id

Purbalingga, Pos Jateng - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga berencana membentuk Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) di 18 kecamatan sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap perlindungan perempuan dan anak.

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, hal tersebut juga mendukung penunjukan Desa Sempor Lor, Kecamatan Kaligondang dan Desa Pandansari, Kecamatan Kejobong sebagai pilot project DRPPA oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

“Kabupaten Purbalingga bersama Kota Semarang menjadi pilot project untuk DRPPA sehingga saya minta Pemdes dua desa yaitu Sempor Lor dan Pandansari untuk menyiapkan segala sesuatunya. Bukan tanpa alasan karena dua desa tersebut dinilai peduli dengan program yang selaras dengan DRPPA mulai dari kesehatan, penanganan stunting dan lain sebagainya,” kata Tiwi saat meluncurkan DRPPA dan Pekan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), Kecamatan Kaligondang, Rabu (16/3).

Tiwi juga telah meminta Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosdaldukKBP3A) untuk menyiapkan segala keperluan pembentukan DRPPA. Ia mengatakan, DRPPA harus ada di tiap kecamatan minimal satu desa.

“Kami minta 18 kecamatan minimal satu desa membentuk DRPPA sebagai wujud kepedulian terhadap perempuan dan anak,” ujarnya.

Lebih lanjut, Tiwi menerangkan, masalah stunting menjadi salah satu perhatian pada kegiatan DRPPA. Oleh karena itu, salah satu program DRPPA untuk menurunkan angka stunting yaitu Dashat (Dapur Sehat Anti Stunting). Program ini diwujudkan melalui pengolahan bahan pangan lokal yang bernilai gizi tinggi sehingga masyarakat dapat menjangkaunya dengan mudah.

“Yang bernutrisi dan bernilai gizi tinggi tidak harus mahal. Bahan pangan lokal yang mudah ditemui juga bisa bernutrisi tinggi sehingga bisa mudah dijangkau masyarakat,” terangnya.

Dilansir dari jatengprov.go.id, angka stunting di Purbalingga pada 2020 mengalami penurunan menjadi 16,93 persen dari 2016 sebesar 23, 1 persen. Wakil Bupati Purbalingga, Sudono mengatakan, angka tersebut akan terus diturunkan hingga mencapai target Pemkab Purbalingga sebesar 14 persen pada 2024 nanti.