Kasus Meninggal Akibat DBD Meningkat, Dinkes Klaten: Masyarakat Jangan Takut Periksakan Diri

Kasus Meninggal Akibat DBD Meningkat, Dinkes Klaten: Masyarakat Jangan Takut Periksakan Diri Kasi Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Bidang P2M Dinkes Klaten, Wahyuning Nugraheni. Foto: klatenkab.go.id

Klaten, Pos Jateng – Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten meminta masyarakat tidak takut memeriksakan diri jika bergejala Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal ini menyusul peningkatan kasus pasien DBD meninggal dunia akibat terlambat mendapatkan penanganan medis.

Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Klaten, Wahyuning Nugraheni mengatakan, ketakutan masyarakat tersebut muncul karena mereka menganggap gejala yang dirasakan akan dimasukkan sebagai gejala Covid-19.

“Ini terjadi karena sebagian masyarakat masih khawatir gejala yang dikeluhkan akan dimasukkan dalam gejala Covid-19. Padahal nakes (tenaga kesehatan) akan membedakan penanganan pasien gejala Covid dan non-Covid,” paparnya, Rabu (13/7).

Wahyuning menambahkan, kondisi ini menurutnya makin memperlambat penanganan medis, padahal DBD memiliki siklus yang harus dipahami dan dipantau. Sehingga dibutuhkan keterangan yang jelas dari pihak pasien terkait gejala hingga waktu permulaan sakit.

“Sampaikan dengan jelas kapan mulai sakit, gejala apa saja yang dirasakan. Karena penjelasan dari pasien sangat mempengaruhi penananganan medis yang diberikan dan berdampak pada proses pemulihan pasien,” imbuhnya.

Cara terbaik pencegahan DBD, lanjut Wahyuning, adalah dengan mengurangi munculnya jentik nyamuk melalui kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

“Agar dapat melaksanakan pencegahan epidemi dengue secara efektif, setiap orang, setiap rumah tangga, dan setiap instansi, secara bertahap dan aktif harus menerapkan langkah-langkah pencegahan demam berdarah. Sejauh ini PSN merupakan langkah yang efektif untuk memutus siklus nyamuk sebagai pembawa bibit penyakit,” pungkasnya.

Berdasarkan data Dinkes Klaten, hingga pekan ke-27 tahun 2022, tercatat 297 kasus DBD.  Dan 14 kasus di antaranya  menyebabkan pasien meninggal dunia.