Kasus DBD Tinggi, Dinkes Boyolali Aktifkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk

Kasus DBD Tinggi, Dinkes Boyolali Aktifkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Puji Astuti. Sumber foto: boyolali.go.id

Boyolali, Pos Jateng – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali kembali mengaktifkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Plus karena hampir semua wilayah Kabupaten Boyolali rawan penyakit DBD. Upaya ini dilakukan sebab tingkat penularan kasus DBD di Purbalingga hingga Maret 2022 tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Puji Astuti mengatakan, pemkab juga melaksanakan penyelidikan epidemologi (PE) untuk mengetahui potensi penularan Demam Berdarah Dengue (DBD) serta tindakan penanggulangan yang perlu dilakukan.

“Di tingkat kabupaten kami mengaktifkan lagi Pokjanal (kelompok kerja operasional) DB tingkat kabupaten karena memang kegiatan apapun itu memang harus ada support. Hampir semua rawan DBD karena ini musimnya,” kata Puji seperti dikutip dari boyolali.go.id, Selasa (22/3).

Puji menjelaskan, kasus DBD yang ditemukan di Kabupaten Boyolali hingga Maret 2022 berjumlah 73 kasus dengan dua kasus kematian dari Desa Karangnongko, Kecamatan Mojosongo dan dari Kelurahan Sambeng, Kecamatan Juwangi. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan pada tahun 2021 yang tercatat sebanyak 31 kasus tanpa ada kasus kematian.

“Memang lebih tinggi dibandingkan di Bulan Maret pada tahun 2021. Di mana di tahun 2021 itu ada 31 kasus tanpa kasus kematian,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengingatkan masyarakat juga harus waspada terhadap gejala awal penyakit DBD. Masyarakat diimbau agar memeriksakan diri secepat mungkin di layanan kesehatan terdekat apabila mengalami gejala DBD.

“Kalau ada keluhan cepatlah berobat dan selalu berterus terang kepada dokter sehingga dokter tidak akan salah mendiagnosa. Kalau gejala ditutup-tutupi terutama panas hari pertama itu kapan. Itu yang harus kita ketahui karena begitu panas hari pertama itu lost, kita ke sananya akan menghitungnya akan salah,” terangnya.