Ganjar Peringatkan Warganya untuk Tidak Ikuti Praktik Joki Vaksin

Ganjar Peringatkan Warganya untuk Tidak Ikuti Praktik Joki Vaksin Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo saat meninjau vaksinasi anak usia 6-11 tahun di KRI Surabaya 591 di Pelabuhan Tanjung Emas. Foto: Humas Jateng

Semarang, Pos Jateng - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo mengecam aksi joki vaksin di wilayahnya. Ia memperingatkan warganya agar tidak boleh memanfaatkan alasan ekonomi maupun alasan lainnya untuk menjadi joki vaksin.

Hal tersebut ia sampaikan untuk merespons penangkapan praktik joki vaksin di Puskesmas Manyaran Kota Semarang pada Selasa (3/1).

"Jangan sampai karena uang, kesempatan, terus kemudian main joki-jokian. Udahlah fair-fair saja," kata Ganjar saat meninjau vaksinasi anak usia 6-11 tahun di KRI Surabaya 591 di Pelabuhan Tanjung Emas, Kamis (6/1).

Ganjar mendukung langkah kepolisian menindak tegas warganya yang menjadi joki vaksin di Kota Semarang. Ia menyampaikan, praktik tersebut merugikan upaya pemerintah melindungi masyarakat.

"Mending menurut saya tetap kita edukasi. Konsultasi saja, nggak usah pakai joki. Kalau ketemu (joki vaksin) lagi ya proses (hukum) saja," tegas Ganjar.

Ia mengatakan, apabila masih ragu atau takut divaksin, masyarakat diminta berkonsultasi untuk menggali informasi dengan ahlinya.

"Kita tuh mau melindungi, jadi jangan dijokiin. Mending konsultasi saja, apa problemnya. Takut? Anak-anak tadi ada yang takut, sampai nangis. Begitu disuntik cus ternyata nggak sakit. Sama, sudah terlanjur takut tapi kemudian nggak divaksin kan sayang," tuturnya.

Sebagai informasi, seorang ibu rumah tangga di Kota Semarang berinisial DS menjadi joki vaksin karena diberi upah sebesar Rp500.000 oleh pelaku penyogokan, CL.

Pada saat DS berangkat ke Puskesmas Manyaran untuk divaksin, petugas merasa curiga. Ketika dilakukan skrining identitas terdapat perbedaan yakni foto di KTP berbeda dengan wajah aslinya. Lantas, pihak puskesmas melaporkan kejadian tersebut kepada kepolisian.