Cegah Penyebaran PMK, DKPP Klaten Dorong Pembelian Hewan Korban secara Daring

Cegah Penyebaran PMK, DKPP Klaten Dorong Pembelian Hewan Korban secara Daring Aktivitas jual-beli hewan ternak di Pasar Hewan Prambanan. Foto: Diskominfo Klaten

Klaten, Pos Jateng – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten terus berupaya menangani dan mencegah meluasnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak, salah satunya dengan mendorong warga untuk membeli hewan kurban secara online atau daring. Kepala DKPP Klaten, Widiyanti mengatakan, pihaknya sudah mengkompilasi dan melengkapi data peternak untuk dijadikan acuan bagi warga.

“Kita sudah mengkompilasi dan melengkapi data peternak berserta narahubungnya. Data tersebut akan kita sebar agar jadi acuan bagi warga atau takmir masjid ketika mencari hewan kurban. Nantinya bekerja sama juga dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) agar warga bisa melakukan pembelian secara online,” paparnya, Kamis (16/6).

Widiyanti menambahkan, warga juga diimbau untuk membeli hewan ternak dari peternak terdekat dengan domisili. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi mobilisasi ternak.

“Untuk populasi ternak sapi potong tetap mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban. Populasi sapi potong di Klaten saat ini lebih dari 100.000 ekor. Kalau dilihat dari tahun-tahun sebelumnya, kebutuhan kurban rata-rata 8.000 sampai 9.000 ekor. Insyaallah mencukupi,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepada Bidang (Kabid) Peternak dan Kesehatan Hewan DKPP Klaten, Triyanto mengatakan, angka kasus suspek PMK di Klaten sekitar 700 ekor. Suspek tersebut tersebar di 16 kecamatan dari total 26 kecamatan yang ada.

“Yang harus ditekankan ke peternak, yakni menjaga sanitasi dan kebersihan kandang. Lakukan penyemprotan disinfektan secara rutin. Jika ternak mengalami demam, segera laporkan ke petugas kesehatan hewan terdekat,” paparnya.

Terkait pengobatan hewan ternak yang terjangkit PMK, lanjut Triyanto, pihaknya sudah mengajukan ke Pemkab. Sedangkan untuk vaksin, masih menunggu distribusi dari kementerian.

“Soal pengobatan, sudah banyak peternak yang melakukan secara mandiri. Kami baru ajukan ke Pemkab, semoga secepatnya terealisasi dan bisa dibagikan kepada peternak semua. Untuk vaksinasi, kami sudah mengusulkan ke kementerian dan masih menunggu distribusinya,” pungkasnya.