Cegah Kenaikan Harga Pangan, Pemkab Batang Gelar Sidak Jelang Ramadhan

Cegah Kenaikan Harga Pangan, Pemkab Batang Gelar Sidak Jelang Ramadhan Salah satu kegiatan pedagang di pasar tradisional. Foto: posjateng.id/aziz

Batang, Pos Jateng - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang akan menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke pasar secara konstan menjelang bulan Ramadhan mengantisipasi kenaikan harga kebutuhan bahan pokok (bapok) masyarakat.

Kepala Bidang Perdagangan, Disperindagkop dan UKM Batang, Endang Rahmawati mengatakan, pihaknya secara khusus mewaspadai sejumlah bapok yang harganya tidak stabil, seperti minyak goreng, kedelai hingga telur.

“Utamanya itu memang minyak goreng yang masih mengalami kenaikan, walaupun Pemerintah Pusat sudah mencanangkan HET (Harga Eceran Tertinggi). Nyatanya harganya belum bisa standar, yakni Rp18 ribu sampai Rp 20 ribu per liter untuk kemasan premium,” kata Endang dalam keterangannya, dilansir dari jatengprov.go.id, Selasa (15/3).

Selain minyak, lanjut Endang, kenaikan harga juga terjadi pada kedelai sebagai bahan baku utama tempe dan tahu, yakni dari Rp11 ribu per kilogram menjadi Rp12 ribu per kilogram. Meski begitu, stok kedelai di Batang diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar.

“Kami menyarankan agar para produsen untuk mengurangi ukuran, agar tidak terlalu merugi. Namun masyarakat tidak perlu khawatir karena stok sangat mencukupi yakni 26,7 ton kedelai,” katanya.

Bapok lain yang mengalami kenaikan adalah telur ayam ras sebesar Rp25 ribu per kilogram. Meski begitu, ia mengatakan tidak khawatir karena Batang merupakan salah satu sentral penghasil telur di Jawa Tengah, jadi stoknya masih aman.

Ditambahkan, selain telur, daging sapi juga mengalami kenaikan harga dari Rp110 ribu menjadi Rp115 ribu. Harga tersebut diperkirakan akan naik lagi jelang Idulfitri.

Untuk memastikan kestabilan harga, menjelang Ramadan dan Idulfitri, pihaknya akan menggelar sidak bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Saat ini, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Kementerian Perdagangan RI untuk menggelar kembali operasi pasar.

“Masyarakat tidak perlu untuk khawatir,” katanya.