BPBD Kota Yogyakarta Gencarkan Simulasi Gempa Bumi di Kampung Tanggap Bencana

BPBD Kota Yogyakarta Gencarkan Simulasi Gempa Bumi di Kampung Tanggap Bencana Simulasi Bencana Gempa di Kampung Tanggap Bencana (KTB) Prawirotaman. Foto: jogjakota.go.id

Kota Yogyakarta, Pos Jateng - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta menggelar simulasi bencana gempa di Kampung Tanggap Bencana (KTB) Prawirotaman guna meningkatkan kesiapsiagaan bencana alam pasca gempa 6,4 Skala Richter di Bantul. Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat memaparkan peserta simulasi mengikuti skenario agar mitigasi bencana sesuai standar.

“Pelaksanaan kegiatan simulasinya betul-betul memperhatikan skenario yang ada, karena skenario yang tepat, peran yang tepat dan sebagainya itu memberikan edukasi kepada warga semuanya sehingga nanti penanganannya betul-betul sesuai dengan standar yang disimulasikan ini,” papar Nur seperti dikutip dari jogjakota.go.id saat Simulasi Bencana Gempa di Kampung Tanggap Bencana (KTB) Prawirotaman, Minggu (16/7).

Pada kesempatan yang sama, Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo menuturkan dengan program ini, masyarakat dapat menekankan kerja tim dalam mitigasi bencana. Sehingga, evakuasi bencana dapat mengurangi kepanikan komunal. 

“Dilakukan simulasi ini tujuannya adalah untuk membiasakan teamwork ini bekerja sama dengan baik. Masyarakat juga tidak terlalu panik, kemana mereka harus berkumpul, siapa yang harus dihubungi. Saya kira persiapan dari KTB Pawirotaman ini sudah cukup bagus dan semoga ini juga bisa dilakukan dan bisa diimplementasi, manakala kemudian terjadi sesuatu yang tentunya tidak kita inginkan ya tetapi ini harus kita siapkan,” tutur Singgih.

Lebih lanjut, Singgih berharap KTB yang sudah dikukuhkan dapat bersinergi dengan stakeholder dalam menghadapi bencana. Mengingat Kota Yogyakarta terletak di provinsi yang memiliki kerawanan bencana alam yang tinggi.

“Saya berharap setelah ada pengukuhan ini KTB Prawirotaman memang betul-betul bisa bersinergi, berkolaborasi antar pengurus itu sendiri dan ekosistemnya. Saya kira ini bagian yang perlu dijalin komunikasinya supaya baik sekaligus juga untuk mempunyai komitmen yang sama,” tutup Singgih.