Bengawan Solo Tercemar, Operasional PDAM Blora Berhenti

Bengawan Solo Tercemar, Operasional PDAM Blora Berhenti Wakil Bupati Blora, Arief Rohman, tengah mengecek air PDAM Tirta Amerta. (Foto: Twitter/@AriefRohman_838)

BLORA - Buruknya kualitas air Bengawan Solo membuat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Amerta di Kabupaten Blora, Jawa Tengah (Jateng), berhenti beroperasi. Berlangsung sejak Selasa (26/11) hingga waktu yang belum ditentukan.

"Ada polutan yang datang. Sudah diuji coba dengan lumpur dan bahan kimia. Tapi, tetap saja. Jadi, ya, berhenti," ujar Direktur PDAM Tirta Amerta, Yan Riya Purnomo.

Baca juga:
Bengawan Solo Tercemar, PDAM Hentikan Operasional 3 IPA
Beragam Industri Cemari Bengawan Solo
Konsumsi Air Bengawan Solo Picu Kanker

Dia menerangkan, air Bengawan Solo takbisa diolah. Lantaran tingkat kekeruhannya mencapai 1.300 true color unit (tcu). Ambang batas maksimal sesuai regulasi sekadar 200 tcu.

Penghentian operasional tersebut berdampak terhadap sekitar 12 ribu pelanggan. Tersebar di Kecamatan Cepu, Sambong, Jiken, Jepo, dan Blora.

Dirinya mengungkapkan, pencemaran kali ini terparah dalam dua bulan terakhir. Karena warna air tak pernah pekat berat sebelumnya.

"Kami sudah koordinasi dengan DLH Kabupaten, pemerintah kabupaten, dan Perum Jasa Tirta I (pengelola Bengawan Solo, red). Tapi, juga masih belum bisa (teratasi)," tutur Yan, menukil IDN Times.

Hukum Pelaku
Sementara, Wakil Bupati Blora, Arief Rahman, berharap, pelaku pencemar Bengawan Solo ditindak tegas. Disampaikan melalui akun Twitternya, @AriefRohman_838.

"Semoga @DLHBlora @dlhkjatengCybex @dlhkprovjateng bisa segera menanggulangi, dan pihak berwajib bisa segera memproses para pelaku pencemaran yang diduga kuat berasal dari wilayah hulu Bengawan Solo (Solo Raya)," kicaunya.

Cuit tersebut lalu dibalas Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. "Pak Wakil, sumbernya drmn?" twit politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu via akun @ganjarpranowo.

"Izin Pak Gub, pencemaran yg mengakibatkan air PDAM mati terjadi tidak hanya di wilayah Blora, namun sejak dari Solo, sehingga kami menduga sumbernya ada di wilayah hulu. Sedangkan di wilayah Blora sendiri tidak ada industri di DAS Bengawan Solo..," jawab Arief.