Banyak Alat Deteksi Longsor di Gunungkidul Rusak

Banyak Alat Deteksi Longsor di Gunungkidul Rusak Petugas BPBD memasang EWS longsor di Desa Ngepanrejo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Jateng. (Foto: Pemkab Magelang)

GUNUNGKIDUL - Mayoritas alat deteksi dini (early warning system/EWS) longsor yang terpasang di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kondisinya rusak. Hanya 10 dari 30 perangkat yang masih berfungsi.

"Yang 20 itu, kondisinya ada yang rusak ringan dan rusak berat. Itu informasi sementara dari teman-teman di lapangan," kata Kalakhar BPBD Gunungkidul, Edy Basuki.

Bahkan, beberapa komponen alat hilang. Diambil warga untuk diamankan. Lantaran menara EWS sempat ambruk. "Kalau dihitung-hitung, nilai jualnya tidak ada itu. Misal sirene dan horn (pengeras suara)," ujar dia.

Piranti-piranti tersebut terpasang di daerah rawan longsor. Seperti Kecamatan Purwosari, Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, dan Semin.

Dirinya menjelaskan, bentuk perangkat bak menara. Dengan beberapa sambungan kawat tertanam di bawah tanah. Sirene berbunyi sebagai tanda pengingat kepada warga akan bahaya longsor, apabila tanah bergeser.

BPBD Gunungkidul pun telah berkoordinasi dengan pemerintah desa (pemdes) setempat. Sebab, menjadi penanggung jawab perawatan EWS. Setelah dihibahkan dari provinsi.

"Kalau ada kerusakan, seperti aki, kan, bisa dianggarkan dari desa," ucap Edy. "Dan kalau ada EWS yang rusak, mungkin bisa kami bantu usul ke provinsi," tuntasnya, menukil detikcom.