Antisipasi Banjir, Pemkab Brebes Siapkan Gunung Slamet Jadi Hutan Lindung

Antisipasi Banjir, Pemkab Brebes Siapkan Gunung Slamet Jadi Hutan Lindung Bupati Brebes, Idza Priyanti saat meninjau lokasi banjir di Bumiayu. Foto: jatengprov.go.id

Brebes, Pos Jateng - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes menyiapkan wilayah lereng Gunung Slamet menjadi kawasan hutan lindung. Hal itu dilakukan agar lapisan tanah dapat memperkuat penahan air agar mencegah banjir maupun longsor.

Bupati Brebes, Idza Priyanti mengatakan, banjir besar yang terjadi di daerah Bumiayu beberapa hari lalu akibat adanya kerusakan lingkungan di daerah pegunungan, khususnya di wilayah Kecamatan Sirampog. Banjir tersebut menggerus 10 unit rumah hingga rusak berat.

“Satu-satunya jalan, pegunungan wilayah hulu Sirampog dan sekitarnya harus dijadikan hutan lindung,” kata Bupati Idza dalam keterangannya, Selasa (2/3).

Idza mengatakan, dengan menjadikan kawasan dataran tinggi sebagai hutan lindung, akan memperkuat struktur tanah.

“Sehingga air hujan tidak langsung menggelontor ke bawah,” lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Tata Ruang (Dinas Pusdataru) Kabupaten Brebes, Agus Ashari mengatakan, pihaknya menyiapkan dua langkah penanganan banjir di Bumiayu.

Pertama, penanganan tebing kali keruh dengan alokasi anggaran sebesar Rp3 miliar. Kedua,  perbaikan tebing sungai di Desa Kalinusu dengan anggaran Rp1 miliar.

Kepala BPBD Brebes, Nushy Mansyur meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir dan longsor susulan.

“Mahkota longsor sudah merekah terlihat ratusan meter. Kalau ada hujan yang deras, perlu diwaspadai terjadinya longsor,” ungkap Nushy.

Nushy mencermati, kemiringan sungai sudah sangat terjal. Di samping itu, lima bendung juga sudah rusak dan jebol. Kerusakan alam Bumiayu itu akibat tidak ada keseimbangan.

Sebagai informasi, banjir bandang di wilayah Bumiayu terjadi pada Sabtu (26/2). Hujan lebat yang mengguyur wilayah Bumiayu mengakibatkan banjir bandang di beberapa desa, yakni di Desa Kalierang, ratusan rumah tersendam, tiga rumah roboh diterjang banjir. Di Desa Penggarutan, banjir melanda permukiman serta area persawahan.

Kemudian, sebanyak delapan rumah di wilayah Desa Adisana terdampak banjir. Bahkan, dua rumah dan satu musala terbawa arus Kali Keruh.