19 Kampung Padat Penduduk di Kota Yogyakarta Sudah Dilengkapi Hidran Kebakaran

19 Kampung Padat Penduduk di Kota Yogyakarta Sudah Dilengkapi Hidran Kebakaran Pembangunan instalasi hidran kampung di Ngadiwinatan Kelurahan Ngampilan. Foto: jogjakota.go.id

Kota Yogyakarta, Pos Jateng – Sebanyak 19 kampung padat penduduk di Kota Yogyakarta kini telah  dilengkapi hidran kebakaran. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Yogyakarta, Octo Noor Arafat mengatakan, pembangunan instalasi hidran kampung ini bertujuan memudahkan pemadaman di wilayah padat yang memiliki akses jalan yang sulit dilalui mobil pemadam kebakaran.

“Pemkot merespon kebutuhan sarana keamanan terhadap kebakaran dengan membangun hidran kampung. Permintaan masyarakat cukup tinggi, terhadap kebutuhan hidran kampung di wilayah yang padata penduduk dan jalan kecil,” paparnya, Senin (29/8).

Octo menambahkan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan hidran kampung, yakni jaringan saluran limbah, saluran hujan, atau PDAM. Sehingga dibutuhkan koordinasi dan kecermatan agar jaringan tidak saling mengganggu sistem instalasi yang sudah dibangun.

"Pembangunan ini tidak menyeluruh diberikan ke masyarakat, ada beberapa aspek kondisional di wilayah yang sekiranya memang butuh dibangun hidran. Seperti kepadatan penduduk dan akses jalan yang tidak bisa dilewati mobil. Jika bisa masuk ke titik kampung yang padat dengan kendaraan mobil maka ini bukan menjadi keharusan adanya pembangunan hidran," imbuhnya.

Sejumlah kampung yang telah memiliki instalasi hidran, di antaranya di Kampung Pathuk, Kampung Kauman, Kampung Prawirodirjan, Kampung Jlagran, Kampung Ledok Tukangan, Kampung Gemblakan Bawah, Kampung Cokrodirjan, Kampung Basen, Kampung Karangwaru, Kampung Ngadiwinatan,, Kampung Purwodiningratan, dan Kampung Notoprajan.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta, Aman Yuri Yuriadijaya mengatakan, pembangunan jaringan hidran kampung di Kota Yogyakarta sudah dimulai sejak 2017. Jaringan hidran yang dibangun masuk dalam kategori hidran kering sehingga tetap dibutuhkan sumber air dari truk tangka untuk melakukan pemadaman kebakaran.

"Ini merupakan bentuk inventarisasi yang diharapkan dapat dikelola dengan baik dalam pemeliharaannya dan pemanfaatan hidran di kampung padat penduduk untuk mencegah terjadinya kebakaran," ujarnya.

Pemasangan fasilitas ini, lanjut Aman, juga diharapkan dapat mendorong bagi para pelaku usaha dan pelaku ekonomi agar tidak hanya memiliki hidran saja namun tetap memaksimalkan penanggulangan kebakaran. Terutama pada aspek pencegahan.

''Semoga ini dapat dikelola agar efektivitasnya menjadi bermanfaat dan sebagai penanggulangan kebakaran di titik-titik dimana daerah mereka dibangun," ujarnya.