Takperlu Saling Klaim Menang Pemilu
Takperlu Saling Klaim Menang Pemilu
Jakarta - Direktur Rumah Mediasi Indonesia, Ridha Saleh, meminta, seluruh kontestan tak saling mengklaim memenangi Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Sebaiknya bersabar. Menanti Komisi Pemilihan Umum (KPU) merampungkan rekapitulasi suara.
"Elite politik diharapkan memberikan contoh. Bagaimana melaksanakan demokrasi yang konstitusional," ujarnya di Jakarta, Senin (22/4). Seluruh pihak pun diimbau bersikap demikian.
Sepatutnya elite politik menghargai masyarakat yang telah menyalurkan hak politiknya, 17 April lalu. Apalagi, partisipasi pemilih melampaui target KPU. Menembus 80,9 persen.
"Ini menggambarkan, bahwa partisipasi dan kesadaran politik warga negara akan kedaulatan mereka dalam menentukan masa depan bangsa, semakin menggembirakan," ucap eks-anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) tersebut.
"Fakta tersebut tidak bisa diartikan, semata-mata karena antusiasme masyarakat untuk memilih presiden dan wakil presiden atau untuk calon legislatif. Lebih dari itu. Harus dilihat, bahwa pelaksanaan pemilu tahun ini jauh lebih demokratis dan tingkat kepercayaan dan harapan rakyat terhadap pemerintah jauh lebih tinggi," imbuhnya.
Dia melanjutkan, partisipasi tersebut harus diletakkan dalam konteks besar politik Indonesia. Bukan sekadar memilih jagoannya. Namun, kemuliaan hak pilih terletak pada keinginan dan keikutsertaannya sebagai bentuk menghormati konstitusi.
Dirinya mengakui, terdapat kendala teknis dalam pelaksanaan "demokrasi prosedural" di sejumlah daerah. Terbaik di luar negeri. Kompleksnya teknis dan kali pertama berlangsung serentak, pemicunya. "Namun, kita juga harus memahami, bahwa pemilu kali ini dipersiapkan dengan niat baik oleh penyelengara pemilu," katanya.
Karenanya, Ridha mengimbau seluruh pihak bersabar. Masih ada dua rangkaian belum rampung: perhitungan dan penetapan pemenang. Pun pihak yang kalah berkesempatan mengajukan gugatan hukum ke Mahkamah Konstitusi (MK), bila menganggap terjadi keculasan yang terorganisir, sistematis, dan masif
Argumen serupa diutarakan pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin. Dirinya menyesalkan laku saling klaim menang, sebelum proses perhitungan selesai. "Demokrasi dan kontestasi politik memang mengharuskan kedua kubu yang bersaing untuk memiliki kesabaran tingkat tinggi," jelasnya.
Dia menambahkan, sepantasnya seluruh pihak mencairkan suasana usai "kontestasi kotak suara". Bukan sebaliknya. Saling klaim kemenangan. Dus, memanaskan suasana politik.
Ujang mengingatkan, meraup suara besar di banyak provinsi takmencerminkan kemenangan pemilu. "Jika tidak mendapatkan suara terbanyak," ungkapnya.
Baginya, seluruh pihak baiknya arif dan bijaksana dalam menilai ketentuan perundang-undangan. Tak menafsirkan regulasi sepenggal-sepenggal. Sehingga, rakyat mendapatkan informasi yang keliru.
"Pencoblosan sudah berjalan dengan aman, damai, dan tertib. Mari, jaga kerukunan dan persaudaraan dengan tidak saling mengklaim kemenangan," pungkasnya.
Komentar