Penerapan Aplikasi Digital di Pelabuhan Sukses Hindarkan Pungli

Penerapan Aplikasi Digital di Pelabuhan Sukses Hindarkan Pungli Ilustrasi. iStock

Pelabuhan menjadi simpul penting bagi alur ekspor impor karena menjadi pintu keluar masuk barang, hewan, tumbuhan, dan manusia. Agar kian efektif dan efisien, pelayanan di pelabuhan terus ditingkatkan dengan memanfaatkan teknologi digital.

Direktur Operasional Krakatau International Port (KIP), Cahyo Antarikso mengatakan, pelabuhan Krakatau International Port menggunakan sebuah aplikasi digital yang menunjang tata ulang ekosistem logistik di pelabuhan. 

Digitalisasi pelayanan menggunakan Smart Port System dengan aplikasi Krakatau International Port Online Systems (KIPOS). Dengan aplikasi ini, semua proses dapat dipantau secara realtime.

"Progresnya bisa dipantau realtime oleh pengguna. Dan terakhir akan muncul invoice yang bisa dibayar secara online juga," kata Cahyo baru-baru ini.

Aplikasi yang membuat KIP memenangkan penghargaan utama Anugrah Inovasi Indonesia pada 2021 lalu ini, menghadirkan layanan front-end teknologi terintegrasi yang terjangkau dan adaptif. Tujuannya untuk memastikan efisiensi yang lebih tinggi dalam semua proses arus lalu lintas barang dan dokumen di pelabuhan.

Cahyo menjelaskan penggunaan aplikasi KIPOS bisa menghindarkan pengguna layanan dari pungli atau pungutan liar di pelabuhan.

"Pemantauan melalui aplikasi. Ada CCTV (kamera televisi sirkuit tertutup) juga. Tidak ada lagi layanan yang harus mempertemukan pemberi layanan dan pengguna layanan secara fisik. Ini telah menutup celah kemungkinan terjadinya pungutan liar atau proses transaksional di balik layar," papar Cahyo.

Dengan adanya aplikasi KIPOS ini, pengguna layanan mendapatkan kemudahan lain, yakni terbebas dari ancaman fraud atau pemalsuan dokumen. Pengurusan data operasional juga jauh lebih efektif.

Aplikasi ini digunakan untuk memberikan pelayanan berupa planning (K-Planning), customer (K-Customer), billing (K-Billing), administration (K-SysAdm), integration (K-Integration), dan operation (K-Operation).

“Kami sangat memperhatikan keluhan beberapa kapal seperti kalau sandar tidak boleh menunggu lama di laut, yaitu tidak boleh lebih dari 2 jam. Layanan kami berhasil melayani 0,6 sampai 0,9 jam,” kata Cahyo.

Untuk meningkatkan keamanan, Cahyo mengatakan, pihaknya juga telah bekerja sama dengan Badan Karantina Pertanian (Barantan) terkait kepastian tidak adanya gangguan atau hama pada produk yang masuk dan keluar di pelabuhan. Ini dilakukan dengan spraying menggunakan gangway otomatis dalam waktu 15 detik dan dilakukan di dalam dermaga.

“Kalau dulunya proses spraying ini dilakukan manual di dermaga, memakan waktu yang cukup lama keliling trucking. Kalau sekarang sudah otomatis yang menyemprot truk yang telah mengangkut kargo dan tertutup rapat. Sehingga dipastikan hama-hama tidak akan berlanjut ke mana-mana,” kata Cahyo.

Ia juga menjanjikan akan terus melakukan perbaikan selama hal tersebut dapat berdampak pada perbaikan sistem, serta lebih efisien dan efektif. 

Kerja sama tersebut merupakan bagian dari layanan terintegrasi, implementasi Single Submission Joint Inspection-Quarantine Customs (SSm JI-QC), yang pada tahap awal diberlakukan di 14 pelabuhan, salah satunya di pelabuhan KIP.

Kepala Balai Karantina Kelas II Cilegon, Arum Kusnila Dewi mengatakan deklarasi penerapan pemeriksaan bersama karantina dan bea cukai atau SSm JI-QC mulai diterapkan tahun lalu. 

"Sudah mulai diujicobakan di kawasan Banten, yakni Pelabuhan Ciwandan dan Cigading. Pelabuhan dikelola PT Pelindo II dan Krakatau Internation Port. Integrasi layanan terbukti mengefisienkan waktu 75%," kata Arum.

Arum menambahkan, setidaknya ada delapan aspek yang terintegrasi di pelabuhan, salah satunya pemetaan dan pengembangan sumber daya manusia. Saat ini, sumber daya manusia (SDM) terkait fungsi karantina di pelabuhan berjumlah 12 orang. Terdiri dari dokter hewan, paramedik karantina hewan, analis perkarantinaan tumbuhan, dan pemeriksa karantina tumbuhan.

"Saat ini pun tindakan karantina yang kita berlakukan hanya satu kali. Tidak empat kali seperti sebelum penerapan sistem terintegrasi ini. Jadi benar-benar bisa efisien," tandas Arum.