Negara Didesak Hadir Lindungi Perempuan dan Anak Papua dari KKB

Negara Didesak Hadir Lindungi Perempuan dan Anak Papua dari KKB Anak-anak papua. Foto: unsplash.com

Jakarta, Pos Jateng - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengecam penyerangan tenaga kesehatan dan guru di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang Papua, oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Tragedi penyerangan Puskesmas Kiwirok yang dilakukan KKB mengakibatkan Gabriela Meilani, seorang tenaga kesehatan perempuan berusia 22 tahun tewas saat ia sedang menjalankan pengabdian di sana.

"Demi tegaknya hak asasi dan keadilan sosial bagi warga Papua, negara harus hadir dan menggunakan kekuatan yang diperlukan untuk mengeliminasir semua potensi ancaman terhadap warga Papua teruatam perempuan dan anak,” ujar Bintang dalam keterangan tertulis, Senin (20/9).

Bintang menegaskan, tidak boleh ada toleransi sekecil apapun terhadap segala bentuk kekerasan dan kita harus bebas dari segala bentuk diskriminasi.

Masyarakat, khususnya perempuan dan anak sebagai kelompok rentan, harus mendapat perlindungan dan pemenuhan hak untuk dapat hidup aman, bebas dari segala aksi kekerasan, apalagi sampai menghilangkan nyawa.

Perlindungan dan penegakan hak perempuan, jelas Bintang, dengan menjadikan segi kemanusiaan perempuan sebagai fokus dari keprihatinan Hak Asasi Manusia (HAM).

“Negara wajib hadir dengan tujuan yang jelas, yaitu melindungi warga Papua agar bisa menjalani kehidupan dengan normal, tanpa dibayang-bayangi teror dan ketakutan. Ketika Papua kembali damai dan kondusif, pemerintah akan bisa dengan tenang melanjutkan pembangunan,” lanjutnya.

Bintang mewakili Kementerian PPPA menyampaikan duka cita sedalam-dalamnya atas gugurnya pahlawan kemanusiaan nakes Gabriela Meilani, serta hilangnya seorang naker Gerald Sokoy yang telah mendedikasikan hidupnya melayani warga masyarakat pedalaman di Papua khususnya di Kabupaten Pegunungan Bintang.

Sebelumnya, sekitar 250 tenaga kesehatan di Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua, menggelar aksi long march pada Kamis (16/9) sebagai ungkapan belasungkawa dan mengecam tindakan kekerasan tersebut.