Munas Golkar, Ketum Terpilih Mesti Fokus Urus Partai

Munas Golkar, Ketum Terpilih Mesti Fokus Urus Partai Ketua MPR RI terpilih Bambang Soesatyo, melambaikan tangan di ruang Sidang Paripurna MPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/10/2019). Bambang diperkirakan akan maju dalam kompetisi pemilihan Ketua Umum Partai Golkar, di Munas Golkar pada 3-6 Desember 2019. (Foto: Antara Foto).

JAKARTA - Aspirasi kader Partai Golkar menjelang musyawarah nasional (munas), mulai muncul ke permukaan. Jadwalnya, Partai Golkar akan memilih ketua umumnya, pada munas yang akan digelar 3-6 Desember 2019. 

Harapan yang muncul, terkait sosok sebagai ketum adalah pemimpin yang sanggup memberikan waktu yang cukup, khususnya untuk mengurus Golkar.

Sejauh ini, Airlangga Hartarto sudah mendeklarasikan diri akan maju sebagai calon ketua umum. Diprediksi, ia akan berkompetisi dengan Bambang Soesatyo, yang juga politikus Golkar dan Ketua MPR Republik Indonesia (RI).

Wakorbid Kepartaian Golkar, Darul Siska, mengatakan bahwa kader butuh pemimpin yang cukup waktu mengurus Golkar. Juga bisa merangkul semua faksi yang ada di partai.

Selain itu, sosok yang mampu berkomunikasi secara baik dengan pengurus di daerah, organisasi sayap partai, juga seluruh kader, serta meneruskan kaderisasi.

"Kami butuh pemimpin yang sungguh-sungguh mengurus partai," kata Darul kepada wartawan, Jumat (15/11).

Menurut Darul, Airlangga maupun Bambang adalah kader yang Golkar banggakan. Para kader ingin mereka sukses memimpin lembaga masing-masing, tapi juga bisa membagi waktu untuk mengurus partai.

Darul menilai Airlangga akan kesulitan mengurus partai, kalau kembali menjadi ketua umum, sebab jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Ia berpendapat, ada baiknya Airlangga fokus di kabinet agar tak mengecewakan Presiden Joko Widodo.

"Kami ingin Pak Airlangga sukses sebagai menteri, apalagi dia andalan di perekonomian. Dia harus fokus di kementerian agar tidak mengecewakan. Karena menteri adalah pembantu presiden, maka waktunya akan mengikuti presiden," tegas Darul.

Sementara, menurut Darul, Bambang lebih akan bisa fokus mengurus partai karena dengan jabatan sebagai Ketua MPR, ia bisa mengatur kegiatannya sendiri.

"Kalau MPR kan lebih banyak kegiatan rapat. Berbeda dengan menteri yang jadwalnya ikut presiden. Kalau presiden manggil, menteri harus bisa," imbuh Darul.

Ia mengatakan, Airlangga dan Bambang sama-sama yakin didukung menjadi ketua umum. Airlangga pun mengklaim mendapat dukungan dari pimpinan daerah, yang mengikuti Rapimnas Golkar 2019 di Jakarta.

Tak patah arang, Bambang menanggapi klaim Airlangga dengan optimistis. Menurutnya, Rapimnas hanya mewakili 34 suara. "Masih ada 514 suara dewan pimpinan daerah tingkat II," ungkap Bambang.