Kaum Intelektual: Debat Capres Pertama Low Quality Standard

Kaum Intelektual: Debat Capres Pertama Low Quality Standard Debat Capres-Cawapres tahap pertama di Hotel Bidakara, Kamis (17/1). (Foto: Ist)

JAKARTA - Pengamat politik dari Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie berharap Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak memberikan kisi-kisi pada debat capres selanjutnya. Mneurutnya, debat menjadi tidak berkualitas karena kisi-kisi. 

"Debat yang menarik dan original jika tak ada lagi kisi kisi soal. Barangkali, debat awal hanya normatif tak ada yang heboh dan menarik," kata Jerry, di Jakarta, Minggu (20/1). 

Hal itu, kata dia, untuk menghindari opini publik dan akan menjadi bahan gurauan negara tetangga. "Format pada debat pertama bagi saya tak bermutu dan tak berkualitas. Siapa saja bisa melakukannya. Ini kan debat presiden bukan bupati atau gubernur. Bikin yang fantastis biar debat berkembang, bukan identik dengan debat rekayasa," ujarnya. 

Peneliti IPI itu menyebutkan, bila debat capres berkualitas, maka marwah KPU dan kredibilitas KPU tetap terjaga. "Silakan berkreasi tanpa ada pencemaran, fitnah atau hoaks. Publik menunggu isu ekonomi dan pangan dipastikan panas jika tak ada kisi-kisi soal," ucapnya.

Isu kartel dan mafia pangan, utang luar negeri, revitalisasi asing, pembangunan infrastruktur, BPJS, pertumbuhan ekonomi dan impor beras merupakan topik yang hangat dan menarik yang ditunggu," ujarnya. 

Dia menambahkan, pada debat pertama pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mungkin bagi kelompok grassroot debat itu luar biasa. "Tetapi bagi kalangan akademisi, profesional dan intelektual biasa saja atau low quality standard," ungkapnya. (Ant)