Jokowi Pamer Capaian Ekonomi, Prabowo-Sandi Sampaikan Kritik

Jokowi Pamer Capaian Ekonomi, Prabowo-Sandi Sampaikan Kritik Kedua kontestan Pilpres 2019 saat debat pamungkas di Jakarta, Sabtu (13/4) malam. (Foto: Antara Foto/Wahyu Putro)

Jakarta - Capres nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi), mengklaim, pembangunan ekonomi yang dilakukannya tak sekadar meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun, juga pemerataan.

"Tidak hanya bertumpu kepada pembangunan ekonomi saja, tetapi juga bertumpu kepada pemerataan," ujarnya dalam debat pamungkas Pilpres 2019 di Jakarta, Sabtu (13/4) malam.

Bila tanpa pemerataan, menurut dia, menimbulkan gap antara si kaya dan laum papa. Ketimpangan antarwilayah pun melahirkan ketidakadilan.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini melanjutkan, bakal memperjuangkan sumber daya alam (SDA) strategi guna kemandirian ekonomi adil dan menyejahterakan rakyat. Dicontohkan dengan beberapa pengambilalihan.

"Sumber daya alam strategis yang sebelumnya dikuasai asing, (kini) dikuasai negara. Seperti Blok Mahakam, Blok Rokan, dan Freeport," ucap dia.

Sementara, capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, menilai, kekayaan nasional mayoritas di luar negeri. Tak menyejahterakan masyarakat. Itu menyimpang dari cita-cita pendiri bangsa.

Dirinya juga berpandangan, kini terjadi gejala deindustrialisasi. Indonesia tak memiliki strategi jelas dalam meningkatkan pembangunan industri.

"Sekarang bangsa Indonesia tidak memproduksi apa-apa. Kita hanya bisa menerima produksi dari bangsa-bangsa lain. Ini keliru dan harus kita ubah," jelasnya.

Tandem Prabowo, Sandiaga Uno, menambahkan, pertumbuhan ekonomi sekitar lima persen pada 2018 merupakan jebakan. Tak dirasakan masyarakat kecil. "Karena lapangan kerja belum tercipta," kata dia.

Ekspolitikus Gerindra itu lantas menceritakan pengalamannya keliling Indonesia selama masa kampanye. Banyak keluh kesah kepadanya dari berbagai golongan. Kaum ibu-ibu, milenial, petani, nelayan, hingga guru honorer.