Gempa NTT: 3.900 Warga Kabupaten Kepulauan Selayar Mengungsi

Gempa NTT: 3.900 Warga Kabupaten Kepulauan Selayar Mengungsi Pengungsi warga Kepulaun Selayar di salah satu titik kumpul. Foto: bnpb.go.id

Nasional, Pos Jateng - Sebanyak 3.900 warga Kabupaten Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan masih mengungsi usai gempa bumi Magnitudo (M) 7,4 yang mengguncang Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa (14/12). Mereka masih trauma dengan gempa susulan yang beberapa kali masih terjadi.

"Di samping itu, jumlah warga yang luka akibat terkena reruntuhan bangunan terdampak gempa bumi ada 11 orang. Adapun 10 orang mengalami luka ringan, sedangkan satu orang luka berat. Seluruh warga telah mendapat perawatan," kata Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,  Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/12).

Merespons adanya potensi gempa bumi susulan yang dapat terjadi sewaktu-waktu, BNPB mengimbau masyarakat, khususnya yang berada di wilayah terdampak agar tidak panik namun tetap waspada.

“Masyarakat juga diminta untuk melihat kondisi rumahnya masing-masing, apabila kemudian terdapat kerusakan seperti dinding retak terbuka, plafon atap bergeser dan tiang rumah rusak, sebaiknya tidak tinggal di rumah sementara waktu dan dapat mengungsi ke rumah kerabat, saudara atau tempat evaluasi sementara,” kata Abdul.

Abdul juga mengimbau masyarakat untuk tidak percaya dengan informasi yang tidak benar atau hoaks yang bersumber dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

Masyarakat diminta untuk tetap memperbarui informasi terkait gempa bumi dan potensi bencana lainnya hanya melalui BMKG, BNPB, BPBD setempat dan instansi terkait.

Sementara itu, laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Selayar per Rabu (15/12) malam, dari keseluruhan warga yang mengungsi itu terbagi di 17 titik pengungsian.

Persebaran pengungsian warga Kepulauan Selayar yakni enam lokasi di Mintu dengan 2.200 orang, satu lokasi di Puncak Majapahit 250 orang, satu lokasi di Langundi 50 orang, enam lokasi di Lambego sebanyak 900 orang, tiga lokasi di Lawaru 500 orang serta masih ada 30 lokasi di Pasimaranu dengan jumlah pengungsi yang sampai saat ini masih dalam pendataan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga sejauh ini telah mencatat adanya gempa bumi susulan (aftershock) hingga sebanyak 373 kali. Dari keseluruhan gempa bumi susulan itu, BMKG mencatat sedikitnya ada 5 gempa yang memiliki Magnitudo di atas 5, yakni M 5,6 pada pukul 10.41 WIB, M 5,5 pada pukul 10.47 WIB, M 5,0 pada pukul 12.46, M 5,4 pada pukul 15.31 WIB dan M 5,2 pada pukul 15.57 WIB.