BNPT Ungkap Adanya Upaya Jaringan Teroris Masuk BUMN

BNPT Ungkap Adanya Upaya Jaringan Teroris Masuk BUMN Kepala BNPT, Boy Rafli Amar. Foto: Humas BNPT

Nasional, Pos Jateng - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar mengungkap adanya upaya jaringan teroris masuk BUMN dan lembaga pemerintah. Menurutnya, upaya masuk ke dalam sektor pemerintahan merupakan bagian dari upaya teroris mencari dukungan.

"Ancaman infiltrasi jaringan teror ke institusi pemerintah karena strategi mereka sepertinya ingin mencoba mendapat dukungan dari unsur-unsur yang bekerja di sektor pemerintahan, termasuk di BUMN," kata Boy dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR di Senayan, Selasa (25/1).

Boy menyatakan, hal tersebut masih menjadi masalah yang dihadapi bangsa Indonesia hari ini. Selain masuk ke dalam jaringan pemerintahan, prediksi ancaman juga berpotensi datang dari kepulangan foreign terorism factor (FTT) dari jalur ilegal, seperti pelabuhan-pelabuhan kecil.

"Demikian juga dengan kemungkinannya dilakukan deportan yang tergabung dengan jaringan teroris," ujarnya.

Selain itu, fenomena lone wolf kahir-akhir ini juga cukup meningkat. Kata dia, peningkatan lone wolf ini berkaitan dengan penyebaran paham radikalisme di sosmed.

"Sehingga lone wolf telah beberapa kali melakukan serangan terorisme," katanya.

Sebagai informasi, BNPT melaporkan sepanjang tahun 2021 bersama Densus 88 telah menindak 364 orang pelaku terorisme. Rinciannya, telah dilakukan penyidikan sebanyak 332 orang, dilimpahkan ke Kejaksaan oleh Densus 88 sebanyak 3 orang, meninggal dunia 13 orang dan dipulangkan 16 orang.

Sementara itu, BNPT juga memetakan pelaku terorisme berdasarkan afiliasi teror dengan kelompok yang sudah dinyatakan sebagai organisasi terlarang. Kelompok tersebut di antaranya 178 dengan kelompok Jemaah Islamiyah (JI), 154 kepada Jamaah Ansharut Daulah (JAD), 16 kepada Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang terpusa di Poso dan 16 dengan Front Pembela Islam (FPI).