Beda Maruf dan Sandi Atasi Masalah Ketenagakerjaan

Beda Maruf dan Sandi Atasi Masalah Ketenagakerjaan Cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin (kiri), dan Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno (kanan), mengikuti debat ketiga Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3). (Foto: Antara Foto/Wahyu Putro A.)

Jakarta - Kedua kubu kandidat kembali berbeda pandangan soal ketenagakerjaan. Sebelumnya menyangkut pendidikan dan kesehatan. Pernyataan masing-masing disampaikaan saat debat ketiga Pilpres 2019, Jakarta, Minggu (17/3).

Cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin, mulanya mengulas berkurangnya angka pengangguran. Ini harus ditopang penguasaan teknologi. "Terutama teknologi digital," ujarnya.

Dia sesumbar, hal tersebut bisa diwujudkan. Dalihnya, pemerintah telah membangun "infrastruktur langit". "Palapa Ring," ucapnya.

Dikatakannya infrastruktur langit mendorong tumbuhnya dunia usaha modern. Industri rintisan (startup). "Tenaga kita harus disiapkan untuk tantangan ke depan," jelasnya.

Seperti Ma'ruf, Sandiaga Uno juga mengulas pengangguran saat membahas tema ketenagakerjaan. Cawapres nomor urut 02 itu menyatakan, pengangguran terbanyak merupakan lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK).

"SMK mendominasi jumlah pengangguran. Enam puluh satu persen. Masuk SMK agar bisa kerja, tapi mereka malah susah dapat kerja," terang dia.

Sandi lantas mengusulkan Rumah Siap Kerja sebagai solusi. Medium tersebut akan bersinergi dengan perusahaan pelat merah. Membuka kesempatan magang.

"Mereka akan dapat keterampilan yang sesuai dengan revolusi industri 4.0," tambahnya. Diyakininya Rumah Siap Kerja mampu mengikis dua juta pengangguran dalam lima tahun.

Bekas politikus Gerindra ini kembali mengangkat Program One Kecamatan, One Center Entrepreuner (OK OCE) ke tingkat nasional. Wacana kali pertama dilontarkannya saat Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.