Awal September, 86,5 Ton Manggis Diekspor ke Cina

Awal September, 86,5 Ton Manggis Diekspor ke Cina Buah manggis. (Foto: Ist)

PADANG - Indonesia kembali mengekspor buah manggis. Sebanyak 86,5 ton dipasarkan ke Cina. Via Bandara Internasional Minangkabau dan Pelabuhan Tanjung Priok. Pada pekan pertama September 2019.

Buah tersebut, terang Direktur Buah dan Florikultura Ditjen Hortikultura Kementan, Liferdi Lukman, diproduksi Pasaman, Agam, dan Limapuluh Kota di Sumatera Barat. Sebagian lagi dari Mandailing Natal, Sumatera Utara.

"Sejak Januari hingga awal September 2019 ini, kedua eksportir tersebut sudah mengekspor 3.000 ton lebih," ujarnya. Manggis diekspor PT Bumi Alam Sumatera dan PT Buah Segar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor manggis pada semester I 2019 senilai USD32,3 ribu. Naik 58,7 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Manggis asal Indonesia umumnya diekspor ke Cina, Hong Kong, Malaysia, Australia, Perancis, dan Belanda. Juga beberapa negara di Timur Tengah.  

Menurutnya, perlu membentuk sentra manggis. Sehingga, volume pasokan ke luar negeri stabil.

"Luas kawasannya harus memenuhi skala ekonomi. Lengkap dengan kelembagaan usaha tani dan perangkat hulu-hilirnya," tutur dia, via keterangan tertulis yang diterima.

Selain daging buah, kulit manggis kerap dimanfaatkan sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetik. Di negara tujuan ekspor.

Manggis yang diekspor mesti berstandar. Setidaknya mengantongi sertifikat good agricultural practices (GAP).

Menurut Direktur PT Bumi Alam Sumatera, Bayu Veski, harga jual manggis tergolong bagus. Circa Rp18 ribu-Rp21 ribu per kilogram.