Sebanyak 23.140 Warga Yogyakarta Terancam Longsor-Banjir

Sebanyak 23.140 Warga Yogyakarta Terancam Longsor-Banjir Talut Sungai Code di wilayah Juminahan, Danurejan, Kota Yogyakarta, DIY, longsor pada November 2017. (Foto: Antara/Dimas A.)

Yogyakarta - Sekitar 23.140 jiwa yang tinggal di bantaran sungai di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terancam terdampak bencana longsor dan banjir.

Namun, kata Operator Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) Yogyakarta, Suyatman, sampai kini belum ada laporan ancaman. 

"Meskipun belum ada ancaman, kami selalu waspada. Pos pantau juga selalu siaga. Pos Pantau I Ngentak siaga 24 jam untuk memantau di hulu Sungai Boyong yang mengalir ke Code," ujarnya, Senin (17/12).

Banjir di bantaran sungai, baik air biasa atau lahar dingin, berpeluang menyebabkan talut longsor lantaran terkikis aliran air. Pos pantau akan menginformasikan, bila terjadi banjir.

"Kalau banjir biasa, paling tidak butuh 40 hingga 50 menit untuk sampai Jogja. Kalau banjir lahar dingin, lebih cepat sekitar 25 hingga 45 menit," imbuh dia.

Ada tiga kali besar di Kota Yogyakarta, yakni Sungai Code, Sungai Gajah wong, dan Sungai Winongo. Berdasarkan data, sekitar 549 kepala keluarga (KK) bermukim di Sungai Winongo dan sebanyak 3.683 jiwa berpeluang terdampak bencana.

Selanjutnya, sekitar 1.341 KK bermukim di pinggir Sungai Gajah Wong dan sekitar 6.705 jiwa akan terdampak banjir-longsor. Sedangkan di Sungai Code, sebanyak 12.752 jiwa diperkirakan terdampak bencana.

Suyatman lantas merinci daerah-daerah yang akan terdampak saat terjadi banjir di tiga sungai besar tersebut. Untuk Sungai Winongo, akan menyebabkan bencana di Kecamatan Ngampilan, Wirobrajan, Tegalrejo, Mantrijeron, dan Ngampilan.

Selanjutnya, Sungai Gajahwong menyebabkan bencana di Baciro, Mujamuju, Warungboto, Rejowinangun, Pandeyan, dan Giwangan. Sementara Sungai Code berdampak terhadap Kecamatan Tegalrejo, Jetis, Gondokusuman, Danurejan, Pakualaman, Gondomanan, Mergangsan, dan Umbulharjo.